REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepolisian Daerah Jawa Timur menerjunkan 11.061 personel untuk mengamankan natal 2019 dan tahun baru 2020 (Nataru). Dalam upaya mengamankan jalannya Nataru, Polda Jatim juga akan dibantu personel dari TNI sebanyak 1.420 personel, Pemprov Jatim 3.021 personel, dan elemen masyarakat sebanyak 3.454 orang.
Kapolda Jatim Irjen Pol. Luki Hermawan mengungkapkan, personel keamanan yang diterjunkan tersebut, untuk mengantisipasi sejumlah potensi kerawanan. Potensi kerawanan yang dimaksud di antaranya aksi terorisme, sweeping yang dilakukan ormas, penyebaran berita hoaks, dan penggunaan mercon atau petasan.
"Potensi kerawanan yang diantisipasi pada natal dan tahun baru seperti terorisme, antisipasi terhadap tempat ibadah maupun pusat keramaian. Serta antisipasi sweeping ormas, terutama yang berkaitan dengan penggunaan atribut keagamaan tertentu," kata Luki di Mapolda Jatim, Surabaya, Senin (16/12).
Potensi kerawanan lain yang menurutnya juga harus diantisipasi adalah tawuran, balap liar, narkoba, cuaca buruk, dan kecelakaan. Selain tentunya mengantisipasi terjadinya gesekan antar geng motor, perguruan silat, maupun kelompok masyarakat, terutama pada perayaan malam tahun baru.
Kita juga mewaspadai berita bohong yang mengarah pada sentimen agama serta memecah-belah umat. Penggunaan mercon dapat membahayakan keselamatan masyarakat, mulai dari mengakibatkan luka sampai terjadi kebakaran," kata Luki.
Luki menegaskan, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan pihak gereja, terkait pengamanan natal bagi umat kristiani. Bahkan pengamanan akan melibatkan Ormas dan masyarakat sekitar. Terkait personel yang ditugaskan menjaga gereja, Luki menyatakan akan disesuaikan dengan jemaat di gereja dimaksud.
"Sehingga pengamanan Nataru tahun ini all out untuk memberikan keamanan dan kenyamanan pada masyarakat yang mengikuti kegiatan ibadah natal dan merayakan tahun baru," ujar Luki.