Ahad 15 Dec 2019 23:30 WIB

Nelayan di Papua Barat Diimbau Waspadai Angin Kencang

Nelayan di Papua Barat diminta perhatikan cuaca sebelum melaut.

Nelayan di Papua Barat Diimbau Waspadai Angin Kencang. Foto ilustrasi angin kencang, ombak tinggi.
Foto: Flickr
Nelayan di Papua Barat Diimbau Waspadai Angin Kencang. Foto ilustrasi angin kencang, ombak tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, MANOKWARI -- Para nelayan di wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat diimbau selalu mewaspadai angin kencang di kawasan Perairan Pasifik.

"Kita sedang memasuki musim hujan dari musim kemarau. Pada musim pancaroba seperti ini biasa muncul feneomena-fenomena alam yang tak terduga," kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasium Rendani Manokwari, Denny Puturay, Ahad (15/12).

Baca Juga

Selain nelayan, masyarakat juga diimbau mewaspadai angin kencang seperti angin ribut di wilayah daratan. "Manokwari atau Papua Barat berada di daerah khatulistiwa. Secara teori semestinya tidak akan terjadi angin ribut, tapi faktanya di Manokwari pernah terjadi," ujarnya.

Ia menjelaskan, saat ini matahari sudah berada di sebelah selatan. Sejumlah badai berpotensi terjadi dan akan berdampak ke wilayah Papua Barat terutama di wilayah laut dan pesisir.

Angin kencang berpotensi muncul dan hal ini dapat memicu ketinggian gelombang air laut. "Hal yang aneh-aneh biasa muncul, saat panas tiba-tiba awan datang dan hujan bahkan disertai angin kencang. Yang penting selalu waspada terutama masyarakat nelayan," katanya.

Untuk kondisi cuaca pada dua hari kedepan, BMKG pun sudah mengeluarkan peringatan dini tentang potensi hujan lebat disertai petir yang berpotensi terjadi di wilayah peraitan Teluk Cenderawasih, Manokwari, Biak hingga Sarmi Jayapura.

Dari pantauan citra sarelit, sebut Denny, ada potensi kemunculan awan gelap cumulunimbus di wilayah tersebut. Selain hujan, awan ini dapat memicu angin kencang. "Terutama untuk masyarakat nelayan sebaiknya waspada. Selalu perhatikan cuaca sebelum memutuskan untuk melaut," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement