Ahad 15 Dec 2019 05:46 WIB

Pelayanan PDAM Solsel Terhenti Akibat Banjir

Kewalahan, PDAM Solok Selatan mendapat bantuan dari PDAM Padang Panjang.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Friska Yolanda
Foto udara kondisi banjir yang merendam pemukiman di Kampung Tarandam, Nagari Pasar Muara Labuah, Kab.Solok Selatan, Sumatera Barat, Jumat (13/12/2019)
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Foto udara kondisi banjir yang merendam pemukiman di Kampung Tarandam, Nagari Pasar Muara Labuah, Kab.Solok Selatan, Sumatera Barat, Jumat (13/12/2019)

REPUBLIKA.CO.ID, SOLOK SELATAN -- Direktur PDAM Tirta Seribu Sungai Ridwan mengatakan pihak terpaksa menghentikan pelayanan kepada pelanggan di Kabupaten Solok Selatan pasca bencana banjir sejak Jumat (13/12) kemarin. Ridwan menyebut jaringan distribusi PDAM Tirta Seribu Sungai banyak yang rusak akibat terjangan longsor dan genangan air.

"Yang jelas dampaknya pelayanan PDAM  terhadap pelanggan akan terhenti untuk sementara," kata Ridwan, Sabtu (14/12).

Baca Juga

Bencana banjir di Solok Selatan akhir pekan ini membuat 6.400 pelanggan terdampak penghentian pelayanan. Jumlah ini lebih besar dibandingkan bencana banjir dan tanah longsor di Solok Selatan akhir November lalu.

Banjir di Solok Selatan akhir pekan ini melanda Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, Kecamatan Sungai Pagu dan Kecamatan Sangir Batanghari. Ridwan mengaku PDAM Solok Selatan kewalahan menghadapi situasi bencana ini. Sehingga mereka sekarang mendapat bantuan tenaga dari PDAM Padang Panjang.

PDAM berupaya menyalurkan air bersih kepada menggunakan hidran umum sebanyak dua unit. Saat ini pihaknya sedang mengupayakan bantuan dari Balai Air Minum melalui Satuas Tugas (Satgas). Ia menyebut Balai Air akan membantu penyediaan delapan hidran. Kemudian juga akan ada bantuan dua hidran dari PDAM Agam.

Ridwan menyebut karena banjir yang melanda Solok Selatan secara beruntun sejak akhir November lalu membuat derita kerugian PDAM Solok Selatan bertambah. Total sejak bencana akhir November ditambah bencana akhir pekan membuat  PDAM Solok Selatan merugi sekitar Rp 3 miliar.

Ridwan khawatir pada periode 2020 nanti pasokan air bersih dari PDAM di Solok Selatan tidak sehat andai tidak ada perbaikan dari Pemkab Solsel dan Pemprov Sumbar. Apalagi anggaran Pemda untuk 2020 sudah selesai disahkan. Kini pihak PDAM berharap bantuan dari dana siaga bencana.

Sementara untuk tanggap darurat, PDAM Solsel telah mendapatkan bantuan siaga bencana sebanyak Rp 150 juta. Dana tersebut akan dipakai untuk perawatan instalasi.

"Kekhawatirannya, PDAM bisa saja bangkrut andai Pemda dan Pemprov tidak membantu," ujar Ridwan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement