Sabtu 14 Dec 2019 10:40 WIB

Pengamat: Gibran Percaya Diri Ketika Jokowi Masih Presiden

Gibran percaya diri maju ketika Jokowi masih presiden

Rep: Rizkyan adiyudha/ Red: Esthi Maharani
Putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka (tengah) berjalan menuju Kantor DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah untuk mengembalikan formulir pendaftaran pencalonan sebagai Wali Kota Surakarta di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (12/12/2019).
Foto: R. REKOTOMO/ANTARA FOTO
Putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka (tengah) berjalan menuju Kantor DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah untuk mengembalikan formulir pendaftaran pencalonan sebagai Wali Kota Surakarta di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (12/12/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analis Politik Pangi Syarwi Chaniago menilai Gibran Rangkabumi Raka memahami situasi panggung politik dan momentum. Hal tersebut diungkapkan Pangi menyusul majunya putra sulung Jokowi itu sebagai bakal calon wali kota Surakatra

"Nampaknya Gibran percaya diri maju ketika bapaknya masih presiden ketimbang sudah tak lagi presiden," kata Pangi Syarwi Chaniago di Jakarta, Sabtu (14/12).

Pangi mengatakan, momentum itu lantas digunakan Gibran untuk merebut kekuasaan di Surakarta. Menurutnya, tidak ada masalah bagi Gibran untuk maju sepanjang anak presiden tersebut memiliki kapasitas dan kredibilitas.

Namun, dia mengimbau Gibran agar lebih baik tidak maju sebagai calon wali kota ketika Jokowi masih menjabat sebagai kepala negara. Dia mengatakan, hal tersebut tak lepas dari potensi munculnya sentimen politik dinasti yang tidak bisa dinafikan.

Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting mengatakan, dinasti politik akan menganggu pertukaran elite secara reguler. Dia mengatakan, hal tersebut membuat pemerintahan di suatu daerah nantinya hanya berganti dalam lingkaran keluarga saja.

"Itu bahaya dinasti yang ujungnya bisa membentuk gaya politik oligarki dan feodalisme," katanya.

Pangi mengakui bahwa memang tak ada larangan dan peraturan yang dilanggar atas perbuatan tersebut. Namun, menurutnya, majunya Gibran sebagai calon wali kota hanya perkara kelayakan, kepatutan saja dan etika yang menjadi masalah tersendiri

"Sebab kami khawatir nanti walaupun tidak ada perintah atau arahan dari presiden, tetap saja di luar kontrol beliau akan ada arah menekan birokrasi dan kekuatan infrastruktur politik lainnya yang mengarah ke abuse of power," katanya.

Seperti diketahui, Gibran resmi mendaftarkan diri sebagai bakal calon wali kota Surakarta ke DPD PDIP. Gibran akan bersaing dengan Achmad Purnomo sebagai sosok yang telah direkomendasikan DPC ke DPP sebagai calon wali kota Surakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement