REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS Sukamta mendukung PP Muhammadiyah yang mengusulkan moderasi menggantikan deradikalisasi yang selama ini digunakan pemerintah. Usulan mengganti deradikalisasi dengan moderasi sejalan dengan pemikiran PKS.
"Usulan mengganti deradikalisasi dengan moderasi yang disampaikan Haedar Nashir dalam acara pengukuhan sebagai Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta adalah wacana yang baik dan perlu didukung luas, wacana ini sejalan dengan pemikiran kami di PKS," kata Sukamta di Jakarta, Jumat (13/12).
Dia mengatakan, pernyataan Haedar Nashir sebagai pemimpin ormas Islam terbesar sekaligus seorang akademisi tentu merasakan isu radikalisme yang beredar saat ini sudah tidak wajar. Bahkan, menurut dia, isu radikalisme cenderung membentuk stigma negatif terhadap Islam karena sejak awal tidak jelas definisi pemerintah atas persoalan tersebut.
"Yang terjadi, isu radikalisme yang beredar bukan menghadirkan solusi tetapi malah cenderung membuat gaduh dan memecah belah kehidupan berbangsa," ujarnya.
Menurut dia, sudah banyak pihak mengkritik pemerintah soal tersebut sehingga ada harapan segera ada respon positif untuk melakukan perbaikan. Dia menyarankan agar pemerintah menghentikan produksi isu radikalisme dan mulai dengan agenda yang lebih konstruktif.
"Daripada menghadirkan kecurigaan terhadap pihak tertentu akan lebih baik mengundang dan mengajak berdialog, perbanyak forum-forum moderasi dan pendalaman terhadap nilai-nilai Pancasila," katanya.
Sukamta mengatakan, PKS juga terus menggulirkan arus moderasi misalnya beberapa waktu lalu partainya menggelar Diskusi Publik Penguatan Orientasi Fiqh Wasathi dengan mengundang berbagai Ormas Islam, untuk mendiskusikan pandangan-pandangan Islam yang moderat.
Sebelumnya, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir berharap program deradikalisasi dapat diganti dengan gerakan moderasi untuk menghadapi segala bentuk radikalisme di Indonesia dengan cara yang moderat. "Saya menawarkan mari kita akhiri deradikalisasi dan kita ganti dengan moderasi," kata Haedar saat menyampaikan pidato ilimah dalam acara pengukuhannya sebagai Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) di Sportorium UMY, Kamis (12/12).
Moderasi, kata dia, dapat menjadi alternatif dari deradikalisasi agar sejalan dengan Pancasila sebagai ideologi tengah dan karakter bangsa Indonesia yang moderat untuk menjadi rujukan strategi dalam menghadapi radikalisme di Indonesia.