REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kabupaten dan Kota Bogor berebut untuk dapat menjadi ujung perlintasan LRT. Saat ini belum ada kepastian ujung perlintasan LRT di Bogor.
Pemerintah Kabupaten Bogor meminta agar wilayahnya menjadi ujung Lintas Rel Terpadu (LRT). Bupati Bogor Ade Munawaroh Yasin berharap LRT dapat diteruskan hingga ke Kecamatan Ciawi.
"Kita ingin BPTJ melanjutkan LRT sampai ke Ciawi, itu mimpi saya," kata Ade Yasin dalam pemaparan diacara Borderline Economic Summit (BES) 2019 yang digelar di Hotel Royal Tulip Gunung Geulis Resort, Sukaraja, Kabupaten Bogor, Kamis (12/12).
Ade menjelaskan, keinginan tersebut untuk mengurai kemacetan yang berada di jalur Puncak. Dengan begitu, Kabupaten Bogor dapat merasakan manfaat keberadaan LRT.
Ade menerangkan, Pemkab Bogor juga ingin menata sistem transportasi. Dia menyatakan, Kabupaten Bogor juga harus mempersiapkan transportasi massal.
"Nantinya, sistem transportasi terpadu, kereta apai dan LRT akan berkembang di wilayah kita," kata Ade.
Keinginan LRT menuju ke Ciawi atau jalur Puncak, sebelumnya juga telah dipaparkan oleh Kepala Bappeda dan Litbang Kabupaten Bogor, Syarifah Sofiah. Syariah menyatakan, LRT berujung ke Ciawi telah disampaikan ke Badan Penyelenggara Transportasi Jabodetabek (BPTJ) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Tadinya kan LRT berakhir di Baranangsiang, tapi akan dicoba sampai ke atas. Kalau misalkan LRT sampai ke atas itu akan luar biasa, mengurangi kemacetan. Itu yang sebetulnya kita tunggu dari BPTJ," kata Syarifah.
Sementara, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyatakan belum mengetahui secara pasti LRT akan berujung di kawasan mana. Kota Bogor, kata Bima, telah menyodorkan dua opsi yang nantinya akan menjadi titik akhir LRT dan rencananya akan dijadikan TOD.
"Menang beberapa waktu lalu ada dua opsi, (Kecamatan) Tanah Baru atau Baranangsiang. Akhirnya, mengacu pada beberapa refrensi yang kira-kira arahnya ke Barangsiang (Danau Bogor Raya)," kata Bima.
Infografis LRT (dok LRTJabodebek.com).
Bima pun mempertanyakan kejelasan akhir LRT di Bogor. Sebab, baik Kota dan Kabupaten Bogor sama-sama ingin menjadi titik akhir LRT.
"Ibu Bupati (Ade Yasin) sampaikan ya kalo bisa ujungnya di Cibanon (Kecamatan Sukajaya)," katanya.
Selama ini, Bima menilai, kepastian ujung LRT masih simpang siur. Dia menceritakan, telah melakukan beberapa kali pememuan dengan BPTJ. Namun, Bima menyatakan, BPTJ pun belum memberikan kepastian.
"Nah di mana ini di putuskan? Selama ini kita diundang BPTJ ke sana-sini selalu berbeda-beda," lanjutnya.
Karena itu, Bima menyatakan, pemerintah pusat harus dapat memperjelas ujung LRT. Dengan demikian, LRT dapat memberi manfaat bagi Kota dan Kabupaten Bogor.
"Kita harus duduk Bersama-sama. BPTJ, Kementerian Perhubungan dan Bapeppenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) ini arahnya ke mana? Yang menguntungkan yang mana?" jelas Bima.
Jika sudah ada kepastian, Bima menyatakan, baik Pemkot maupun Pemkab Bogor dapat menyiapkan transportasi penunjang LRT. Bima menjelaskan, Kota Bogor telah menyiapkan skema untuk menyambut LRT. "Di situlah kita menjajaki trem di Kota Bogor," kata Bima.
Direktur Prasarana BPTJ Edi Nursalam menjelaskan, pembangunan LRT harus sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi Tahun 2018-2029. Edi menjelaskan, pembangunan LRT memiliki dua tahap.
Dia menjelaskan, ujung LRT akan berada di Barangsang sebagai bagian dari pembangunan tahap pertama. Sementara, lanjut dia, untuk tahap kedua akan dilakukan pembangunan hingga Ciawi.
"Itu sudah kita masukkan. Dalam Perpres-nya sudah ada. Cuma itu tahap ke dua," kata Edi.
Dia menjelaskan, pembangunan pertama LRT akan berujung ke Baranangsiang. Namun, dia menjelaskan, pihaknya telah menyiapkan kawasan Cibanon yang nantinya akan dikembangkan ke berbagai wilayah di Kota dan Kabupaten Bogor.
"Jadi nanti di Cibanaon, itu ada lookline, look Danau Bogor Raya namanya, itu ada Ciawi ada Darmaga, nanti bisa ter-cover semua," katanya.
Edi menjelaskan, tujuan utama pembangunan tersebut untuk mengurai kemacetan. Karena itu, dia mengatakan, pemerintah daerah (Pemda) harus dapat mempersiapkan TOD.
Edi meminta, Pemda dapat memaksimalkan upaya yang dilakukan oleh pemerintah pusat untuk sarana transportasi massal. Dia berharap, Pemda dapat mengalihkan masyarakat untuk menggunakan transportasi massal.
"Pemerintah sudah membangunkan angkutan massal. Kami minta itu di manfaatkan oleh pemda untuk membangun TOD. Itu mendorong orang mendorong angkutan umum," kata Edi.
LRT di Bogor merupakan bagian dari pembangunan LRT tahap II dengan rute Cibubur-Bogor. Proyek pembangunan LRT tahap II diperkirakan akan menghabiskan dana Rp 12 triliun.
LRT tahap II saat ini sedang memasuki proses desain. Panjang lintasannya diperkirakan mencapai 25 km. Proses pembangunan diprediksi selama tiga tahun.
LRT yang melaju hingga Bogor adalah proyek PT Adhi Karya. Sedangkan LRT yang sudah berjalan di Jakarta dibuat oleh Pemprov DKI.
Pembangunan LRT tahap I mengambil rute Bekasi Timur– Cawang–Kuningan–Dukuh Atas, dan Harjamukti-Cawang. Jalur dan stasiun LRT di tahap I akan menggunakan jalur tepi jalan tol.
Pembangunan LRT Jabodebek sudah dimulai sejak 2015. Saat ini proses pembangunan LRT tahap I sudah rampung sekitar 66 persen. LRT tahap I ditargetkan beroperasi pada pertengahan 2021.