Jumat 13 Dec 2019 04:00 WIB

Ngabalin Diibaratkan Sebagai Gattuso

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan Ali Mochtar Ngabalin diibaratkan Gattuso

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan Ali Mochtar Ngabalin diibaratkan Gattuso. Ilustrasi.
Foto: Rakhmawaty La'lang/Republika
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan Ali Mochtar Ngabalin diibaratkan Gattuso. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosok Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan Ali Mochtar Ngabalin diibaratkan sebagai sosok pemain bola, Gattuso. Ngabalin menjadi satu topik tersendiri yang dibahas dalam buku berjudul Cerita dari Sudut Istana.

Hal itu terungkap pada Diskusi Publik dan Peluncuran Buku Cerita dari Sudut Istana, di Wisma Antara, Jakarta, Kamis (12/12). Buku setebal 349 halaman itu ditulis oleh Alois Wisnuhardana dan Jojo Raharjo. Keduanya adalah mantan Tenaga Ahli Madya Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden (KSP).

Baca Juga

Jojo, salah satu penulis buku itu, mengakui kesesuaian sosok Gattuso untuk menganalogikan peran Ngabalin. Sebab, mantan pesepakbola itu dikenal tukang bikin morat-marit pertahanan musuh selama aktif bermain.

"Gattuso itu kan dikenal sebagai pemain yang bikin morat-marit pertahanan musuh. Intinya, jangan sampai kena kartu merah, jangan sampai 'offside'," katanya.

Dalam buku itu, sosok Ngabalin dibahas khusus dalam bab lima yang berjudul 'Ali Mochtar Ngabalin, 'Gattuso' yang Ditransfer dari Klub Sebelah'.

Pada halaman 101 menyebutkan bahwa dalam permainan sepak bola, Ngabalin bisa diibaratkan sebagai Gennaro Gattuso di AC Milan atau Sergio Ramos di Real Madrid. "Tugasnya merusak permainan lawan, mengacak-acak daerah pertahanan musuh dengan tak jarang melakukan trik-trik membahayakan," demikian tertulis di buku.

Apalagi, Ngabalin sebelumnya dikenal sebagai sosok yang berseberangan dengan pemerintah. Tetapi sejak awal Mei 2018 ia memutuskan bergabung dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Selain soal Ngabalin, buku itu juga menceritakan beberapa persoalan yang dibagi dalam 17 bab. Mulai topik soal tenaga kerja asing, utang luar negeri, Asian Games, imunisasi, pencegahan stunting, sampai dengan ancaman krisis ekonomi.

Topik-topik tersebut, kata Alois, telah dikelola dan diolah dengan bijaksana dan hati-hati oleh pihak lstana Kepresidenan. Akhirnya buku disajikan kepada khalayak sebagai narasi positif.

"Kami menyusunnya sebagai suatu cerita yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi publik yang selama ini banyak berurusan dengan media, komunikasi, kehumasan, dengan segala dinamika dan tantangannya," kata Alois.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement