Rabu 11 Dec 2019 23:07 WIB

DKI Butuh 1,8 juta Drainase Vertikal untuk Antisipasi Banjir

Pembangunan drainase vertikal berdampak untuk mengurangi genangan di DKI.

Rep: Umi Soliha/ Red: Andri Saubani
Sejumlah anak bermain dikawasan sungai Ciliwung yang menyusut akibat kemarau panjang, di Kawasan Banjir Kanal Barat, Jakarta Barat, Selasa (27/8/2019).
Foto: Thoudy Badai
Sejumlah anak bermain dikawasan sungai Ciliwung yang menyusut akibat kemarau panjang, di Kawasan Banjir Kanal Barat, Jakarta Barat, Selasa (27/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Perindustrian dan Energi Provinsi DKI Jakarta, Ricki M Mulia mengatakan, Jakarta membutukan 1,8 juta drainase vertikal untuk mengurangi banjir. Pembangunan drainase vertikal ini dinilai berdampak untuk mengurangi genangan atau banjir seperti yang telah dilakukan di beberapa titik.

"Misalnya TK Pertiwi Kompleks DDN, Pondok Labu, Jakarta Pusat sebelum ada drainase vertikal membutuhkan waktu 24 jam namun dengan adanya drainase vertikal cuma 15 menit hilang," ujarnya dalam diskusi di Balai Kota DKI Jakarta, belum lama ini.

Baca Juga

Selain itu, di Jalan Swakarya di Kompleks DDN pun terjadi hal serupa. Air genangan yang biasanya surut dalam waktu 10 jam sekarang hanya memerlukan waktu 15 menit.

"Jadi bisa kita bilang tiba-tiba enggak banjir tentu tidak mungkin karena tergantung dari volume air yang bisa diserap oleh drainase vertikal," ujarnya.

Sampai saat ini, Pemprov DKI Jakarta sudah mengerjakan drainase vertikal sebanyak 804 dari target 1.300 drainase. Ia menyampaikan, pihaknya tahun ini tidak hanya membangun drainase vertikal, namun juga membuat menampung air yang bisa digunakan saat musim kemarau.

"Kita sudah aplikasikan drainase vertikal dan penampung air di Masjid Sunda Kelapa. Sisa air wudhu yang di tampung bisa untuk konservasi air tanah dan juga menyiram tananaman. Sisa air wudhu ini bisa membuat tanaman jauh lebih subur karena mengandung banyak mineral," jelasnya.

Ricki menjelaskan, cara kerja drainase vertikal ini menyerap air hujan yang jatuh ke tahan. Selanjutnya, di alirkan kebawah dan kemudian meresap ke samping oleh karenanya drainase vertikal ini diberi lubang disamping.

Ricki juga menjelaskan pembangunan drainase vertikal ini memiliki banyak manfaat di antaranya sebagai upaya konservasi air tanah di DKI Jakarta. Di samping itu, drainase vertikal juga berfungsi sebagai upaya mencegah penurunan muka tanah di DKI Jakarta. Eksploitasi air tanah pada lapisan akuifer dapat mengakibatkan penyusutan lapisan tanah sehingga terjadi penurunan permukaan tanah.

Pada 2020, ia menjelaskan, ditargetkan sumur resapan sebanyak 1.334 titik. Kemudian, pada 2021, akan ada penambahan sumur resapan sebanyak 1.334 titik dan begitu juga pada 2022. Dengan target tersebut, diharapkan Jakarta akan memiliki drainase vertikal sebanyak 5.335.

Ahli Hidrogeologi, Fatchy Muhammad mengatakan, drainase vertikal bisa mengurangi banjir di Ibu Kota. Menurutnya, konsep drainase vertikal tidak hanya digunakan menyerap air, namun juga menampung air yng bisa sangat bermanfaat untuk masyarakat.

"Kalau alau musim hujan kita kelebihan air namun saat musim kemarau mundur dan masa tanam mundur, DKI sudah kehilangan air 10 ribu kubik per detik, namun saat musim hujan 60 juta kubik dibuang,"jelasnya.

Banjir di Jakarta sudah terjadi sejak zaman penjajahan Belanda. Hal ini desabkan karena alih fungsi lahan hutan di daerah Puncak, Bogor menjadi kebun teh. Ia menyampaikan, pada zaman Prabu Siliwangi, Jakarta pernah  tidak banjir. Saat itu, lahan resapan air masih sangat terjaga dengan baik.

Saat masa Padjajaran itu, ia mengatakan air hujan mampu meresap hingga 73-97 persen dan yang terbuang 27-3 persen. Namun, saat ini karena lahan resapan di Bogor telah banyak dibuat hunian makan kondisinya pun memprihatinkan.

"Saat ini, air hujan hanya bisa terserap antara 3-27 persen, sedangkan 73-97 persen terbuang. Padahal konsep utama yang harus dibangun DKI untuk mencegah banjir Jakarta adalah memaksimalkan resapan air, " ujar Fatchy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement