Rabu 11 Dec 2019 18:17 WIB

Indonesia Gandeng Timor Leste Atasi Sampah Plastik di Lautan

Di banyak kota saat ini telah dilakukan pelarangan penggunaan single plastic use.

Rep: Deddy Darmawan Nasution/ Red: Andi Nur Aminah
Nelayan tradisional melaut di sekitar pantai yang dipenuhi sampah plastik (ilustrasi)
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Nelayan tradisional melaut di sekitar pantai yang dipenuhi sampah plastik (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan  Kehutanan menggandeng Pemerintah Timor Leste dalam mengatasi sampah plastik. Kedua negara yang saat ini berbagi lautan dan juga daratan menilai perlu untuk memperkuat kerja sama dalam penanganan sampah plastik.

Komitmen tersebut disampaikan dalam Konferensi Global Iklim UNFCCC COP25 di Madrid, Spanyol. Wakil Menteri LHK, Alue Dohong mengatakan, Indonesia telah memiliki basis kebijakan dan peraturan perundang-undangan dalam penanganan sampah plastik baik di darat maupun laut.

Baca Juga

Di banyak kota saat ini bahkan telah dilakukan pelarangan penggunaan single plastic use terutama di pusat perbelanjaan modern. "Indonesia juga telah mengembangkan bioplastik dari singkong untuk menggantikan plastik yang tidak biodegradable. Bioplastik ini juga telah diekspor ke Timor Leste," kata Alue dalam keterangannya, Rabu (11/12).

Lebih lanjut, jelas Alue, keterikatan sejarah kedua negara dan keterkaitan lanskap serta ekosistem membuat kerja sama antara kedua negara selalu sangat penting.

Timor Leste dan Indonesia saat ini memiliki cross-boundary ecosystem project, yaitu terkait dengan mangrove dan river based rehabilitation.

Selain dari pengembangan teknologi dan kebijakan, Indonesia juga melakukan kampanye nasional untuk mengubah perilaku masyarakat dalam mengurangi penggunaan plastik. Indonesia, kata dia, juga mengembangkan bahan material bangunan dengan campuran plastik. Karenanya, usulan Timor Leste untuk membentuk kerja sama regional penanganan sampah plastik baik di darat maupun di laut sangat baik dan akan dipertimbangkan tindak lanjutnya.

Menteri Lingkungan Timor Leste, Demetrio do Amaral de Carvalho, mengatakan, Timor Leste tengah mengembangkan kebijakan zero plastic policy dengan melakukan konversi plastik ke energi untuk bahan bakar industri.

Kementeriannya bekerjasama dengan Sydney University di Australia untuk mengembangkan konversi tersebut. Jika berhasil, maka bahan baku plastik dari Timor Leste tidak akan mencukupi. "Untuk itu, perlu kerja sama dengan Indonesia dalam penyediaan pasokan bahan baku berupa sampah plastik. Jika kita bisa melakukan kerja sama regional dengan Australia dan PNG maka kita akan dapat mengatasi persoalan yang lebih luas lagi" ujarnya.

Dengan melihat peluang diperlukannya bahan plastik untuk energi di Timor Leste, kedua negara dapat melakukan perdagangan bilateral tekait dengan plastik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement