Selasa 10 Dec 2019 12:22 WIB

Disebut Menteri Segala Urusan, Luhut: Otak Dia Keliru

Luhut menilai untuk menyelesaikan sebuah urusan memang perlu lintas stakeholder.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan. Luhut disebut sebagai menteri segala urusan.
Foto: Republika/Mimi Kartika
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan. Luhut disebut sebagai menteri segala urusan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan menilai kritik yang menyebut ia menteri segala urusan adalah keliru. Ia menilai, dalam menyelesaikan sebuah persoalan memang perlu keterlibatan lintas stakeholder.

"Jadi kalau ada orang nanya, kalau membuat pekerja itu tidak bisa satu kementerian, Jadi kalau orang bilang saya ngurusin semua, ya karena memang otak dia keliru sudah, kalau kamu menyelesaikan satu, kamu harus koordinasi dengan kementerian yang lain," ujar Luhut di Kantornya, Selasa (10/12).

Baca Juga

Ia mencontohkan dalam pembahasan LRT saja, tak mungkin hanya melibatkan Kementerian Perhubungan. Perlu ada pembahasan pembebasan lahan serta sangkutannya dengan perhitungan subsidi tiket. Dua hal tersebut perlu keterlibatan kementerian lain seperti ATR dan Kemenkeu.

"Jadi dibilang cawe-cawe, memang harus cawe-cawe kalau mau selesai tapi untuk tugas pokok kita," ujar Luhut.

Ia pun menilai jika ada pihak pihak yang mengkritik dirinya tanpa ada landasan dan data yang akurat, maka sebaaiknya tidak perlu mengkritik. "Jadi kalau ada masih ada kritik tapi dia belum pernah bekerja, hanya baca saja, enggak usah ngomong," ujar Luhut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement