Senin 09 Dec 2019 23:36 WIB

Sabang Siap Sambut Wisatawan Libur Akhir Tahun

Menyambut penghujung 2019, Pemkot Sabang melakukan kegiatan bersih-bersih kota.

Sejumlah wisatawan bersiap melakukan penyelaman (diving) di perairan wisata bahari pantai Iboih, Sabang, Provinsi Aceh, Jumat (23/12).  (Foto : Antara/Rahmad)
Foto: Antara/Rahmad
Sejumlah wisatawan bersiap melakukan penyelaman (diving) di perairan wisata bahari pantai Iboih, Sabang, Provinsi Aceh, Jumat (23/12). (Foto : Antara/Rahmad)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Pemerintah Kota Sabang menyatakan pulau paling Barat Indonesia tersebut siap untuk menerima kunjungan wisatawan dari luar dan dalam negeri pada momentum liburan akhir tahun. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sabang, Faisal mengatakan pemerintah kota setempat tidak menyajikan kegiatan khusus dalam libur akhir tahun tersebut, namun tetap akan memberi pelayanan terbaik bagi setiap wisatawan.

"Kita tetap memberikan pelayanan yang terbaik bagi wisatawan yang datang ke kota Sabang saat masuk liburan tahun baru, tidak ada agenda khusus dalam liburan pergantian tahun ini," katanya di Sabang, Senin (9/12).

Dia menyebutkan dalam menyambut tamu yang berlibur penghujung 2019 itu pemerintah kota turut melakukan kegiatan bersih-bersih kota. Kegiatan itu merupakan imbauan kepada masyarakat dalam upaya menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan Pulau Weh tersebut.

"Diimbau kepada seluruh dinas yang ada di Kota Sabang membersihkan lingkungan kantor dan juga kepada seluruh gampong (desa) untuk memperhatikan kebersihan gampongnya," katanya.

Seperti diketahui Sabang merupakan pulau paling Barat Sumatera. Jaraknya sekitar 14 mil dari perairan Kota Banda Aceh sebagai ibukota Provinsi Aceh.

Lebih lanjut, untuk menuju ke Sabang dapat ditempuh menggunakan menggunakan armada transportasi kapal cepat dengan durasi sekitar 45 menit dan kapal lambat dengan waktu tempuh 90 menit dari Pelabuhan Ulee Lheu.

Pulau itu memiliki penduduk sekitar 40 ribu jiwa. Pada era orde baru Sabang pernah menjadi kawasan perdagangan bebas, hingga akhirnya ditutup pada 1986. Pulau ini menyimpan banyak kekayaan alam salah satunya wisata bahari, serta aneka spesies langka di perut laut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement