Senin 09 Dec 2019 17:56 WIB

Warga Bandung Keluhkan Pasokan Air PDAM yang Minim

Sebelumnya, warga mengeluhkan air PDAM yang cokelat.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Dwi Murdaningsih
Pipa PDAM (ilustrasi)
Foto: Wordpress
Pipa PDAM (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Warga di Kelurahan Cibangkong, Kecamatan Batununggal Kota Bandung mengeluhkan kondisi air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening yang keruh dan berwarna kecokelatan, Ahad (8/12) kemarin. Mereka kembali mengeluhkan debit air yang minim.

Ketua RW 11, Ardi Gunawan (37) mengatakan kondisi air PDAM saat ini sudah kembali jernih. Namun, sejak pukul 10.00 Wib hingga saat ini air tidak mengalir. Kondisi tersebut katanya sering terjadi kepada warga yang berada di lingkungannya.

Baca Juga

"Sekarang belum keluar (air mengalir), kondisinya jarang keluar. Di RT 06, kalau gak pakai mesin jetpam air (PDAM) gak keluar," ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (9/12).

Ia pun mengaku memperoleh laporan dari warga di RT 01 tentang kondisi air PDAM yang minim mengalir. Terlebih lokasi pemukiman warga tersebut katanya berada lebih tinggi dari rumahnya tersebut.

Meski air PDAM minim mengalir, menurutnya para warga tetap harus membayar abodemen sebesar kurang lebih Rp 30 ribu. Ia mengatakan air PDAM mengalir kecil meski begitu Ardi tetap menggunakan fasilitas tersebut.

"Jam 2 malam air baru mengalir atau saat orang kerja," katanya.

Ia mengaku belum pernah menanyakan penyebab air minim mengalir. Namun berdasarkan informasi yang dihimpun, terdapat warga yang hendak memasang sambungan baru namun belum bisa dilayani. 

"Ada yang minta pemasangan baru di daerah Cibangkong cuma belum terfasilitasi karena harus memenuhi di daerah Gedebage," katanya.

Saat dikonfirmasi, Direktur Utama PDAM Tirtawening, Sonny Salimi tidak membalas maupun menjawab saat Republika.co.id menghubunginya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement