Senin 09 Dec 2019 15:13 WIB

Jaring Turis Premium, Branding Danau Toba Dinilai Belum Pas

Akademisi sebut branding Danau Toba selama ini belum tepat buat jaring turis premium.

Pemandangan Danau Toba dilihat dari Sipinsur Geosite di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatra Utara. Akademisi menilai branding Danau Toba selama ini belum tepat untuk jaring wisatawan premium.
Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Pemandangan Danau Toba dilihat dari Sipinsur Geosite di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatra Utara. Akademisi menilai branding Danau Toba selama ini belum tepat untuk jaring wisatawan premium.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Danau Toba di Sumatra Utara diusulkan menggunakan branding yang inklusif dalam promosinya. Dengan begitu, diharapkan destinasi wisata super prioritas itu sehingga mampu menarik kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang masuk kategori premium untuk datang serta mendatangkan devisa bagi Indonesia.

"Harus segera ditetapkan positioning branding yang inklusif bagi Danau Toba sehingga apabila dipromosikan secara meluas ke seluruh dunia, turis premium akan mau datang ke Danau Toba dan bahkan ikut memberikan testimoni tentang kesan mereka selama berlibur di Danau Toba sehingga semakin banyak devisa yang diterima bagi kesejahteraan masyarakat," ujar Ketua Akademi Pariwisata (Akpar) ULCLA Toba, Tetty Marganda Situmorang di Jakarta, Senin,

Baca Juga

Menurut dia, branding untuk Danau Toba selama ini belum tepat sasaran. Sebelumnya, sempat ada branding Super Volcano Geopark.

"Kalau itu tetap mau dipakai bisa jadi sub branding, tapi tagline utamanya harus powerful. Yang benar-benar menggambarkan kenapa turis harus datang mengunjungi Danau Toba, terutama yang kelas premium," jelas Tetty. 

Berdasarkan hasil kajian dan riset dari Akpar ULCLA Toba, menurut Tetty branding yang tepat bagi Danau Toba sebagai destinasi super prioritas pariwisata kelas dunia adalah "Thousand Eden Experience of Toba". Kesimpulan ini mengemuka setelah tim pengajar Akpar ULCLA Toba melakukan riset di tujuh kabupaten di sekitar wilayah Danau Toba selama tiga bulan terakhir.

"Ribuan pengalaman surga inilah yang akan menjadi alasan kuat para turis premium agar mau datang ke Danau Toba yang tentunya akan membelanjakan banyak uangnya di sini," lanjut Tetty.

Dalam riset Akpar ULCLA Toba tersebut dijelaskan bahwa definisi pengalaman surga, bukan hanya tentang keindahan alam dan peninggalan sejarah. Kekayaan budaya, musik, dan kuliner di mana semuanya adalah kekuatan ekonomi kreatif juga harus di kedepankan sebagai kekuatan daya tarik Danau Toba bagi turis premium.

Keindahan Danau Toba sendiri diyakini tidak kalah dari Danau Wakatipu di Selandia Baru yang sudah lebih dahulu mendunia dengan keindahan pemandangan danau dan pegunungan. Belum lagi keindahan Huta Ginjang dan Bukit Holbung yang sangat Instagramable serta bersaing dengan keindahan alam Swiss.

Keunikan alam lain, seperti wisata pemandian air panas Sipoholon dipercaya tidak kalah dari Pamukkale di Turki. Apalagi, ditambah dengan berendam di pemandian alami Air Soda, di mana hanya ada dua di dunia ini, yaitu di Parbubu, Tarutung sekitar Danau Toba serta di Venezuela.

"Segera kita rancang sedemikian rupa agar investor tertarik untuk meningkatkan kualitas akses dan amenitas Danau Toba guna menarik minat turis premium agar betah lama tinggal yang otomatis semakin banyak devisa yang dapat diperoleh," kata Tetty yang juga Presdir dari Nasari Sentra KUKM ini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement