Ahad 08 Dec 2019 17:28 WIB

BNPB Luncurkan Program Keluarga Tangguh Bencana di Aceh

BNPB resmi luncurkan program keluarga tangguh bencana

Rep: Mimi Kartika/ Red: Esthi Maharani
Kepala BNPB Doni Monardo secara resmi meluncurkan program Keluarga Tangguh Bencana (Katana) di Pasie Jantang pada Ahad  (8/12). Peluncuran Katana diiringi tabuhan instrumen khas Aceh Rapai.
Foto: dok. BNPB
Kepala BNPB Doni Monardo secara resmi meluncurkan program Keluarga Tangguh Bencana (Katana) di Pasie Jantang pada Ahad (8/12). Peluncuran Katana diiringi tabuhan instrumen khas Aceh Rapai.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah resmi meluncurkan program Keluarga Tangguh Bencana (Katana) di Pasie Jantang, Aceh Besar pada Ahad (8/12). Sebab, keluarga merupakan kelompok terkecil yang paling rentan menderita karena bencana.

"Seandainya saja warga Aceh mengetahui dan memahami risiko serta bagaimana mereka merespon, korban tidak akan banyak seperti saat itu," ujar Kepala BNPB Doni Monardo dalam siaran persnya, Ahad (8/12).

Peluncuran Katana diiringi tabuhan instrumen khas Aceh, Rapai. Doni tak selalu mengingatkan masyarakat untuk membangun keluarga tangguh bencana. Oleh karena itu, mereka diharapkan untuk mampu menghindari atau mengurangi risiko bencana. Harapannya, ke depan persentase individu dan keluarga yang mampu bertahan hidup atau selamat mencapai 98 persen.

Pengetahuan kebencanaan menjadi sangat strategis sebagai salah satu tahap Katana. Selanjutnya, setiap keluarga memiliki rencana darurat keluarga yang dapat dipraktikkan.

Doni menuturkan, masyarakat harus siaga setiap saat dan di mana pun berada. Pada peresmian program ini, Kepala BNPB secara khusus memberikan penghargaan kepada semua pihak, seperti geuchik dan warga setempat yang telah mengizinkan wilayahnya sebagai tempat penyelenggaraan Katana.

Sehari sebelumnya, Kepala BNPB telah menyematkan rompi jurragan atau juru keluarga tangguh bencana kepada Kepala BMKG, Bupati Aceh Besar, dan Wali Nanggroe Aceh. Peresmian Katana yang berlangsung pada 6-8 Desember 2019 diikuti sekitar 1.600 peserta dari perwakilan kementerian/lembaga, organisasi non-pemerintah, perguruan tinggi, lembaga usaha, masyakakat dan media massa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement