Jumat 06 Dec 2019 22:34 WIB

Sukabumi Lokasi Penerapan Inovasi Produksi Cabai

Sukabumi salah satu sentra cabai

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Agung Sasongko
Plt Sekretaris Badan Litbang Pertanian Hardiyanto menghadiri bimtek dan temu lapang teknologi produksi lipat ganda (Proliga) cabai di Desa Margaluyu, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jumat (6/12).
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Plt Sekretaris Badan Litbang Pertanian Hardiyanto menghadiri bimtek dan temu lapang teknologi produksi lipat ganda (Proliga) cabai di Desa Margaluyu, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jumat (6/12).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kabupaten Sukabumi dijadikan lokasi penerapan teknologi produksi lipat ganda (Proliga) cabai. Inovasi teknologi yang digagas Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Pertanian ini untuk menggenjot produksi cabai merah dan mengurangi serangan hama atau virus tanaman.

‘’Sukabumi salah satu sentra cabai dan kami ingin mencoba menerapkan teknologi proliga di daerah tersebut,’’ ujar Plt Sekretaris Badan Litbang Pertanian sekaligus Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura Kementerian Pertanian, Hardiyanto kepada wartawan di Sukabumi, Jumat (6/12).

Baca Juga

Hal ini disampaikan disela-sela bimtek dan temu lapang dan inovasi proliga serta panen cabai merah di Kampung Pasir Muncang, Desa Margaluyu, Kecamatan Sukaraja, Sukabumi.

Menurut Hardiyanto, saat ini pemerintah pusat berupaya meningkatkan produksi cabai merah dengan menerapkan teknologi Proliga. Teknologi ini meramu komponen teknologi yang sudah ada baik dari segi populasi ditingkatkan pengelolaan pengendalian hama penyakit secara terpadu serta bagaimana penggunaan pupuk yang berimbang tidak asal memupuk.

Selain itu dengan meminimalkan penggunaan bahan kimia. Sehingga intinya ada lima komponen teknologi pengungkit utama cabai yakni penggunaan varietas unggul, persemaian sehat, peningkatan populasi tanaman, pengelolan tanah, hara, dan air, serta penerapan pengendalian hama terpadu (PHT).

‘’ Hasilnya sekarang per hektare rata-rata menghasilkan cabai merah sebanyak 20 ton hingga 22 ton,’’ ujar Hardiyanto. Padahal produksi rata-rata cabai merah masih 10,2 ton hingga 10,8 ton per hektarenya.

Harapannya ungkap Hardiyanto, teknologi proliga mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. Terlebih roduktivitas cabai masih rendah dan Balitbang diminta bagaimana mningkatkan produktivitas cabai dan menekan biaya prduksi di bawah Rp 8.000 sehingga petani untung dan produktivitas tinggi.

Hardiyanto menerangkan, saat ini produksi cabai merah mencapai 1,8 juta hingga 2 juta ton per tahun. Kondisi ini sebenarnya sudah surplus karena kebutuhan cabai merah segar hanya 800 ribu ton per tahun.

Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi Ina Sri Inayati mengatakan, pemda menyambut baik dijadikannya Sukabumi sebagai lokasi penerapan inovasi Proliga Cabai. Meskipun sebenarnya produksi cabai merah di Sukabumi sudah mengalami surplus seperti data nasional.

Produksi cabai merah dari Januari hingga Agustus 2019 mencapai sebanyak 287.915 kuintal dari luas lahan 2.816 hektare. Kawasan sentra cabai merah di Sukabumi yakni Kecamatan Gegerbitung, Sukaraja, Sukalarang, dan Cidadap.

Salah seorang petani cabai merah di Desa Margaluyu, Kecamatan Sukaraja, Abdul Manan mengattakan, petani menyambut baik adanya penerapan teknologi Proliga. Sehingga produksi cabai merah bisa meningkat.

‘’ Namun yang terpenting juga ada kestabilan harga cabai merah yang bisa menguntungkan petani,’’ ujar Manan. Dalam artian harganya tidak rendah namun tetap terjangkau oleh masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement