REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan, Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah mengalami tiga kali gempa guguran selama periode pengamatan pada Kamis (5/12) mulai pukul 00:00-24:00 WIB. Kepala BPPTKG Hanik Humaida menyebutkan selain gempa guguran, pada periode pengamatan itu juga tercatat empat kali gempa tektonik dan satu kali gempa low frequency.
Berdasarkan pengamatan visual, tampak asap solfatara berwarna putih keluar dari Gunung Merapi berintensitas sedang dengan ketinggian 50 meter di atas puncak. Pada periode pengamatan sejak Kamis (5/12) pukul 00:00 WIB hingga Jumat (6/12) pukul 06:00 WIB, BPPTKG sama sekali tidak mencatat guguran lava yang keluar dari Gunung Merapi.
Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level II atau waspada. Untuk sementara, BPPTKG tidak merekomendasikan kegiatan pendakian, kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.
Hanik melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Jumat, mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi. Masyarakat juga diminta tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi, media sosial BPPTKG, atau ke kantor BPPTKG.