REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Acara pelepasan 1.500 hafiz/hafizah oleh Pemprov Jabar, dicatat oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai sebagai 'Pengutusan Hafidz ke Desa Terbanyak'. Piagam penghargaan MURI nomor 9342/R.MURI/XII/2019 ini diserahkan langsung kepada gubernur oleh perwakilan MURI.
Ada juga rekor MURI lainnya yaitu pemecahan khataman Alquran selama 250 kali dalam dua jam oleh 1.500 hafiz/hafizah yang dilakukan sebelum acara pelepasan. Adapun 1.500 hafiz/hafizah ini diseleksi terlebih dahulu oleh Jam’iyyatul Qurrra wal-Huffazh (JQH), sebuah organisasi para pembaca dan penghafal Alquan di bawah naungan Nahdlatul Ulama yang diberikan wewenang oleh Pemda Provinsi Jabar.
Menurut Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, ia bersyukur bisa meraih Rekor MURI untuk pembacaan khataman Alquran terbanyak hanya dalam waktu dua jam bisa 250 kali. Serta, hafiz terbanyak yang dikirim ke desa sebanyak 1.500 Hafiz/hafizah. "Alhamdulillah, khataman 250 kali selama dua jam ini, Rekor MURI pertama di Indonesia," katanya.
Salah seorang hafiz, Awaludin mengatakan, dia diutus melatih warga desa yang berada di kecamatan Ujungjaya Sumedang. Pria yang juga berasal dari Sumedang ini mengaku telah siap melatih warga dengan bekal yang telah ia terima selama berada di JQH. "Saya diutus di daerah Ujungjaya, persiapan saya juga sudah matang," ujarnya.
Awaludin pertama-tama akan melatih warga dengan metode pengahafalan yang sudah ia siapkan. Nantinya warga desa yang telah dilatih akan menjadi imam masjid dan melatihnya kembali ke warga lainnya. "Setelah lulus dia akan diberi sertifikat dan melatih kembali ke warga lainnya," katanya.
Ketua JQH Jabar Cecep Abdullah pun memuji program Sadesha yang digagas oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil. "Sadesa berawal dari ide brilian Kang Emil yang bermaksud memuliakan para hafidz dan beliau mengamanatkan ke kami ide tersebut," kata Cecep. Pihaknya mengaku siap diberikan target untuk mencetak 5.312 hafidz Alquran sesuai jumlah desa di Jabar.