Kamis 05 Dec 2019 00:39 WIB

Siber Indonesia Hadapi Ancaman dan Peluang

Persaingan antarnegara merebut teknologi semakin tinggi.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Muhammad Hafil
Kejahatan siber (ilustrasi).
Kejahatan siber (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian mengatakan, ruang siber di Indonesia saat ini dan masa depan merupakan tantangan. Dalam arti, BSSN sebenarnya berada dalam ancaman sekaligus peluang untuk memajukan negara.

"Tentu peluang dan tantangan di ruang siber Indonesia saat ini dan ke depan merupakan tantangan yang katakanlah sangat menantang. Dalam arti di situ ada sebenarnya peluang tapi juga sebenarnya ada ancaman," ujar Hinsa saat sambutan diskusi Peluang dan Tantangan Ruang Siber Indonesia Menjadi Ekosistem yang Mampu Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Digital, Rabu (4/12).

Baca Juga

Ia menuturkan, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa saat ini memasuki revolusi industri jilid keempat memasuki segala lini kehidupan. Persaingan antarnegara semakin sengit untuk berebut teknologi, pasar, dan mendayagunakan talenta-talenta hebat untuk memajukan negara.

Hinsa menyebutkan para pemangku kepentingan perlu bersinergi untuk mengantisipasi serangan siber yang dapat mengancam keamanan siber nasional. Sejak didirikan pada 2017, BSSN berkomitmen berperan dalam membangun keamanan dan ketahanan siber nasional melalui berbagai program kegiatan dan layanan yang telah dilaksanakan.

BSSN telah memberikan layanan penilaian risiko dan identifikasi kerentanan serta audit keamanan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Kemudian mengembangkan dan mengoordinasikan kerangka kerja perlindungan Infrastruktur Kritis Nasional (IKN).

BSSN juga memberikan layanan capacity building, sosialisasi security awareness dan literasi keamanan siber. Lalu mengorganisasi dan melaksanakan latihan bersama untuk menguji prosedur dan kesiapsiagaan para pemangku kepentingan khususnya dalam sektor IKN.

Program dan layanan tersebut berhasil meningkatkan tingkat keamanan siber Indonesia dengan indikasi meningkatnya peringkat Indonesia pada Global Cyber Security Index (GCI). Menurut dia, strategi keamanan Siber nasional diperlukan untuk membangun dan menerapkan tata kelola keamanan siber yang efektif.

Strategi keamanan siber nasional juga diperlukan untuk membangun kemandirian teknologi keamanan siber, mencegah dan mengelola ancaman, insiden, dan/atau serangan siber. Termasuk meningkatkan budaya keamanan dalam ruang siber, serta mengoptimalkan sumber daya keamanan siber.

"BSSN juga telah melaksanakan kegiatan kampanye literasi ini. Kita melaksanakan ini ke instansi dan daerah-daerah, keamanan siber di kota-kota di Indonesia setiap bulan. Dalam rangka menumbuhkan dan meningkatkan kepedulian masyarakat pada hal-hal yang berhubungan dengan keamanan siber serta aspek dasar keamanan siber," ungkap dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement