REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Nasdem, Saan Mustopa menegaskan, pihaknya tidak bermaksud mencari muka ke Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jokowi sebelumnya menyatakan ada pihak yang cari muka terkait wacana penambahan masa jabatan presiden menjadi tiga periode.
"Tidaklah (cari muka) buat apa kita cari muka. Kalau berniat, sudah dari periode pertama kami lakukan. Kedekatan kami dengan Jokowi juga bukan transaksional," tegas Sekretaris Fraksi Nasdem MPR RI, saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (3/12).
Kendati demikian, Saan mengakui, jika Nasdem mendorong amendemen UUD 1945 menyeluruh, termasuk soal menambah masa jabatan presiden menjadi tiga periode. Hanya saja, wacana tersebut belum menjadi sikap Partai Nasdem secara resmi. Namun, gagasan tersebut juga harus disesuaikan dengan keinginan masyarakat seperti apa.
"Supaya yang diputuskan itu sesuai dengan kemauan masyarakat. Jangan sampai Nasdem bahkan parlemen melakukan sesuatu apalagi terkait agenda bangsa itu tidak sejalan dengan keinginan masyarakat," tutur Saan.
Saan melanjutkan, wacana amandemen UUD menyangkut Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), termasuk soal masa jabatan Presiden itu tidak menjadi masalah. Menurut Saan, banyak pilihan mulai dari satu periode tapi delapan tahun, dua periode atau bahkan tiga periode tapi tentu dengan argumentasi masing-masing.
"Jadi tudingan itu tidak benar. Apalagi mau menjerumuskan Jokowi. Hubungan antara Nasdem dengan Jokowi itu sudah berlangsung lama dan kami juga mendukung beliau tanpa syarat," tutup Saan.
Wacana perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode ditolak secara tegas oleh Jokowi. Menurut Jokowi, wacana tersebut dimunculkan karena ada pihak yang ingin menjerumuskannya.
"Ada yang ngomong presiden dipilih tiga periode. Itu, satu ingin menampar muka saya, kedua ingin cari muka, ketiga ingin menjerumuskan. Itu aja," ujar Jokowi saat berbincang dengan awak media Istana di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (2/12).