REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan ketua umum Golkar Jusuf Kalla (JK) mengaku telah menemui Airlangga Hartanto dan Bambang Soesatyo (Bamsoet) sebelum perhelatan Musyawarah Nasional (Munas) partai dimulai. Dia mengatakan keada Airlangga dan Bamsoet bahwa Munas harus dimanfaatkan untuk mendapatkan pimpinan yang terbaik.
"Ya, kami sudah bicara beberapa waktu yang lalu, juga saya yakin pada ujungnya akan bersatu, katakanlah sebelum mereka jangan bakar duitlah," kata Jusuf Kalla dalam diskusi Golkar memperkuat partisipasi politik masyaralat Indonesia di Jakarta, Selasa (3/12).
Politikus senior Golkar itu mengakui bahwa persaingan antara kedua calon ketua umum itu berlangsung sengit. Meski demikian, dia mengatakan, yang terpenting ada kesepakatan bagaimana pimpinan partai Golkar itu juga dipilih secara musyawarah dengan berbagai cara yang baik.
"Iyalah, kan kita terbuka saja jangan tertutup, terjadi begitu lah, kalau itu tidak ada habis-habisnya nanti transaksional yang berbahaya. Kalau sudah begitu nanti yang pimpinannya bukan lagi yang terbaik tapi siapa yang paling kaya," katanya.
Disaat yang bersamaan, Wakil Presiden RI ke-10 itu juga menanggapi potensi munculnya Munas tandingan. Dia mengaku tidak ingim melihat hal tersebut dilakukan olehbpada kader partai Golkar. "Ndak lah, nanti capek pula saya menyelesaikannya nanti," kata JK lagi.
Seperti diketahui, Golkar tengah mengadakan Munas mulai 3 hingga 6 Desember di Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta Selatan. Salah satu agenda yang akan dijalanlan adalah pemilihan pimpinan tertinggi partai.
Dalam perjalanannya, bakal calon ketua umum (caketum) Partai Golkar, Bambang Soesatyo menyatakan mundur dari pencalonanya menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Keputusan ini dia umumkan usai bertemu Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan di kantor Kemenko Maritim.
Bamsoet beralasan mundurnya dia dari pencalonan setelah mendapat pertimbangan dari para senior. Apalagi, Ketua MPR itu menilai bahwa situasi ekonomi politik saat ini membutuhkan stabilitas.`