REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Lembaga filantropi Aksi Cepat Tanggap (ACT) memberikan bantuan untuk 10 orang guru honorer di pelosok Kabupaten Tasikmalaya. Bantuan yang disalurkan melalui program Sahabat Guru Indonesia (SGI). Melalui program itu, ACT bertujuan untuk meringankan beban hidup para guru yang masih mendapatkan pendapatan di bawah upah minimum.
Kepala Cabang ACT Tasikmalaya, Taufik Perdana mengatakan, 10 guru yang dibantu itu bertempat tinggal di Desa Indrajaya sebanyak delapan orang dan dua orang di Desa Gunungsari, Kecamatan Sukaratu. Bantuan yang diberikan merupakan bantuan biaya hidup oleh ACT.
"Program ini merupakan program yang diluncurkan tepat di hari guru 25 November 2019. Adapaun sasaran peneriman manfaat dari program ini adalah guru honorer di pelosok negeri, sudah berkeluarga dan sudah mengabdi belasan bahkan puluhan tahun namun hidup dalam kesederhanaan bahkan keterbatasan," kata dia dalam keterangan resminya, Selasa (3/12).
Menurut dia, di negeri ini masih banyak guru yang belum berdaya. Melalui Program SGI, ACT ingin memberikan apresiasi kepada para guru, khususnya para guru yang tetap semangat dan ikhlas mengabdi di tengah keterbatasannya.
"Masih banyak guru yang belum mendapatkan perhatian terkait kesejahteraannya, oleh karena itu kita ACT mengajak semua pihak untuk peduli dan bergerak untuk membersamai para guru tersebut melalui program SGI. Karena jasa mereka lah kelak akan lahir dan tumbuh anak-anak yang soleh dan cerdas tumpuan masa depan bangsa," kata dia.
Ia menjelaskan, program SGI nantinya akan menjadi program reguler ACT. Artinya, bantuan yang diberikan kepada para guru honorer tak akan berhenti hanya satu kali saja.
Salah satu penerima manfaat program itu, Endang Saepudin (59 tahun) mengaku telah mengajar selama 34 tahun. Namun, pemasukannya dari mengajar sangatlah minim, hanya sebesar Rp 50 ribu per bulan.
Ia mengucapkan rasa terima kasihnya kepada ACT dan masyarakat yang sudah mau berdonasi. “Semoga bantuan ini menjadi berkah," kata dia.