Ahad 01 Dec 2019 19:00 WIB

Haikal Hassan: Ambil Sisi Positif Reuni 212

Pelaksanaan Reuni 212 dimulai sejak tahajud hingga pukul 09.00.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Teguh Firmansyah
Konfrensi pers Reuni 212 di Aula DDII, Jakarta, Jumat (29/11).
Foto: Republika/Febryan A
Konfrensi pers Reuni 212 di Aula DDII, Jakarta, Jumat (29/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Persaudaraan Alumni 212 Ustaz Haikal Hassan meminta semua pihak untuk mengambil sisi positif dari penyelenggaraan Reuni 212 pada Senin (2/12) besok. Dia menjelaskan, reuni ini tiap tahun digelar sebagai pengingat bahwa bangsa yang besar itu bisa berada dalam satu kemajemukan yang bersatu.

Reuni 212, lanjut Haikal, adalah salah satu perwujudannya. Apalagi, menurut dia, selama ini belum pernah ada agenda pertemuan yang bisa mendatangkan jutaan orang kecuali agenda 212.

Baca Juga

"Karena itu, ini sangat kita apresiasi. Jadi cobalah dari wacana itu, jangan dari wacana agenda-agenda tertentu. Ambilah sisi positifnya bahwa pertemuan ini membanggakan, karena bangsa kita yang sangat majemuk ini bisa berkumpul dengan akur, damai dan tentram," ujarnya.

Haikal menjelaskan, agenda reuni 212 dimulai sejak waktu dini hari yakni tahajud, kemudian lanjut dengan pembacaan doa, zikir, dan tentunya perayaan Maulid akbar.

"Karena reuni ini sekaligus Maulid akbar. Baca Maulid dan sambutan dari para tokoh, lalu selesai, jadi diharapkan jam 9 pagi itu sudah selesai. Mulainya dari shalat Tahajud," tutur dia.

HaikaL juga mengatakan, reuni 212 ini adalah agenda yang terbuka untuk siapa saja, dari Aceh hingga Papua. Dia pun berharap reuni tersebut turut dihadiri perwakilan agama selain perwakilan dari tiap daerah. Dari kalangan tokoh, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan salah satu yang diundang.

"Kita mengundang dari Aceh sampai Papua, saya berharap, bukan cuma perwakilan kedaerahan, tapi ada juga perwakilan agama," ungkapnya.

Reuni 212, tambah Haikal, digelar oleh banyak elemen. PA 212 menjadi elemen utamanya. "Ada GNPF dan lain-lain. Kan kita melibatkan semua ormas, ada Muhammadiyah, NU, ada Al-Irsyad, ada Mathla'ul Anwar, siapapun kita enggak pernah batasi untuk ikut serta," katanya.

Melalui Reuni 212 itu, Haikal ingin menampilkan wajah Islam yang sejuk. "Tapi kalau di-framing akan terjadi kerusuhan dan hal yang berujung pada kecaman radikalisme hjitu kita sangat menyayangkan, seharusnya menyuarakan hal yang sama yaitu memberi kesejukan kepada umat," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement