REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- DIY menjadi provinsi dengan penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif (ekraf) tertinggi di Indonesia. Yang mana, pelaku industri kreatif juga banyak tersebar di DIY.
Deputi Pemasaran Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf), Yuana Rochma Astuti mengatakan, pelaku industri kreatif di DIY ini dapat menjadi agen yang berperan dalam pengembangan industri kreatif di daerah lain. Sebab, masih ada daerah yang industri kreatifnya belum berkembang.
"Di tempat lain juga butuh kreatifitas dari Yogya (DIY). Yogya gudangnya ekonomi kreatif. Artinya talenta-talenta kreatif di Yogya itu sangat melimpah dibanding tempat lain," katanya di Yogyatorium Dagadu Djokja, Jumat (19/11).
Untuk itu, ia meminta agar pelaku industri kreatif DIY berkontribusi dalam mengembangkan ekonomi di Indonesia. Yakni dengan berkarya di daerah lain yang industri kreatifnya masih rendah.
"Kita berharap talenta yang ada di Yogya ini untuk tidak takut pindah ke tempat lain. Karena di luar sana masih butuh para pelaku kreatif dari Yogya," katanya menambahkan.
Pemerintah, lanjutnya, juga tengah mengembangkan 10 Bali Baru. Industri kreatif ini menjadi salah satu potensi yang harus dikembangkan di 10 Bali Baru tersebut.
"Nanti inginnya seperti di lokasi lima Bali Baru yang super prioritas seperti Labuan Bajo, Borobudur, Danau Toba, Likupang nantinya harapannya ada industri kreatif di sana," ujarnya.
Ia menyebut, daerah yang memiliki potensi namun industri kreatifnya masih belum berkembang, tersebar salah satunya di Kalimantan. Untuk itu, perlu ditingkatkan, terlebih ibu kota baru Indonesia akan dipindahkan ke daerah tersebut.
"Itu butuh sekali, jadi pelaku ekonomi kreatif mulai lah melirik Kalimantan. Ibu kota baru kan semua harus disiapkan. Tidak hanya infrastruktur, tapi inginnya nanti ada seperti kota kreatif khusus untuk daerah-daerah yang perlu di-support," ujarnya.