Jumat 29 Nov 2019 18:23 WIB

Ketua KPU Dijuluki Penemu Kotak Suara Kardus

Arief mengaku menerima julukan penemu kotak suara kardus.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Esthi Maharani
Pekerja merangkai kotak suara kardus
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Pekerja merangkai kotak suara kardus

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Arief Budiman menyinggung soal kotak suara kardus pada pemilihan umum (Pemilu) 2019 lalu yang sempat menuai polemik di masyarakat. Karena itu, Arief mengaku menerima julukan penemu kotak suara kardus.

"Saya waktu itu digodai, digoda dan dijuluki penemu kotak kardus," ujar Arief disambut tawa peserta rapat kerja kesiapan pemilihan kepala daerah (pilkada) dengan KPU Jawa Tengah, Jumat (29/11).

Ia mengungkapkan, julukan penemu kotak suara kardus karena baru pada pemilu 2019, seluruh daerah menggunakan kotak suara berbahan kardus atau karton kedap air. Arief mengklaim, meskipun menuai polemik, kotak suara kardus digagas KPU lebih baik dibandingkan kotak suara berbahan aluminium.

Sebab, kotak suara di negara-negara lain seperti Meksiko dan Taiwan menggunakan bahan yang lebih tipis. Kendati kotak suara berbahan tipis, masyarakat di sana percaya dengan penyelanggara pemilu masing-masing.

"Tapi enggak pakai ribut di sana. Di sana pemilunya tenang-tenang dan semua dipercaya," ujar Arief.

Arief sebenarnya menginginkan kotak suara dibuat menyerupai brankas. Desain kotak suara seperti brankas dilengkapi dengan kombinasi kode pengaman.

"Jadi pakai (kode) kombinasi gitu. Jadi kalau mau ngitung (suara) dibawa ke PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan) harus menemukan kombinasinya dulu," katanya.

Menjelang Pilkada 2020, ia meminta kepada seluruh KPU daerah membangun kepercayaan masyarakat. Sebagai, penyelenggara pemilu, KPU harus bekerja secara transparan, berintegritas, dan profesional agar mendapatkan kepercayaan masyarakat itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement