Kamis 28 Nov 2019 22:46 WIB

Pembentukan Kampung KB Terus Dimasifkan

Sedang diupayakan kepesertaan KB mencapai target pada akhir tahun ini.

Suasana di salah satu Kampung KB
Foto: republika/mansyur faqih
Suasana di salah satu Kampung KB

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kepesertaan program keluarga berencana (KB) untuk pasangan usia subur di Yogyakarta masih rendah. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kota Yogyakarta Emma Rahmi Ariyani mengatakan pihaknya mengupayakan kepesertaan KB mencapai target pada akhir tahun ini.

"Tahun ini masih kurang beberapa capaian, kurang sedikit dari target capaian kepersertaan. Harapannya di akhir tahun mencapai target yang ditentukan," katanya di Bale Timoho Resto, Kamis (28/11).

Baca Juga

Di Yogyakarta sendiri, pasangan usia subur yakni sekitar 40 ribu lebih. Namun, belum seluruhnya yang menjadi peserta KB aktif. Jumlah yang aktf hanya sekitar 27 ribu lebih.

Dalam mewujudkan hal tersebut, berbagai upaya pun dilakukan. Salah satunya dengan membentuk Kampung KB.

Ia menjelaskan, saat ini Kampung KB yang sudah terbentuk mencapai 28 kampung. Kampung tersebut tersebar di 14 kecamatan yang masing-masingnya memiliki dua Kampung KB per kecamatan. "Program utama kita yaitu Kampung KB. Ada 28 kampung dari 2016," katanya.

Dari total tersebut, ada lima Kampung KB Mandiri. Artinya, sudah bisa menjalankan program secara mandiri tanpa pembinaan dari pemerintah.

"Gunungketur, Basen di Kotagede, Patihan, Rejowinangun di Kotagede. Cokro di Jetis. Ini lima yang mandiri. Ke depannya, tiap kelurahan harapannya ada satu kampung KB yang terbentuk," tambahnya. 

Melalui program Kampung KB ini, ia berharap kepesertaan program KB meningkat di Yogyakarta. Kampung KB ini juga dimasifkan di daerah-daerah kumuh, daerah dengan kemiskinan tinggi dan pasangan usia subur yang kepesertaan program KB rendah.

Kabid KB dan Pembangunan Keluarga Dinas Dalduk dan KB Yogyakarta, Herristanti mengatakan, Kampung KB ini dibentuk bukan tanpa alasan. Yakni guna menjawab tantangan akan menurunnya kepesertaan masyarakat akan program KB dan meningkatkan kesadaran masyarakat.

"Instruksi dari presiden untuk menggaungkan kembali program KB," ujarnya.

Ia pun belum bisa menyebutkan secara pasti persentase peningkatan program Kampung KB Yang sudah dijalankan sejak 2016 tersebut. Namun, tujuan penting dari program ini yakni mengedukasi masyarakat.

"Data ini terus berkembang. Program ini goal-nya sangat berat. Semua permasalahan harus selesai di Kampung KB," ujarnya.

Ia menjelaskan, di Yogyakarta rata-rata angka kelahiran atau TFR yakni 1,2 anak. Sementara, target pemerintah pusat yakni sebesar 2,1 anak.

"Fenomenanya ini malah justru menjaga TFR itu jangan terlalu rendah dan juga jangan terlalu tinggi. Harus dipertahankan 1,2 tadi. Jadi penduduk tumbuh seimbang," jelasnya.

sumber : Silvy Dian Setiawan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement