REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beredar kabar bahwa Ujian Nasional (UN) yang selama ini menjadi pro kontra dalam pendidikan Indonesia akan dihapus. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim mengatakan bahwa pihaknya masih akan mengkaji kebijakan penghapusan UN tersebut.
Namun Cendikiawan Muslim Yudi Latief mengingatkan kepada Nadiem agar tidak melakukan suatu perombakan besar-besaran dalam pendidikan nasional. Menurut dia, jika pun ingin merombak harus terukur.
"Lima tahun itu bukan waktu yang panjang untuk suatu perombakkan pendidikan. Oleh karena itu, jangan sampai melakukan suatu perombakan besar-besaran yang cuma membongkar tapi tidak direkontruksi ulang. Oleh karena itu, perubahan itu harus terukur," ujar Yudi kepada Republika.co.id usai menjadi pembicara dalam diskusi publik bertema "Guru di Persimpangan: Antara Idealita dan Realita di Kantor DPP PPP, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (28/11).
Dia mengatakan, Nadiem kedepannya harus melakukan suatu perubahan kecil yang substansial. Karena, menurut dia, tidak semua level pendidikan harus dibongkar.
"Menteri pendidikan itu harus bisa melakukan sesuatu perubahan kecil tapi penting. Nah, menurut saya tidak semua level pendidikan itu harus dibongkar. Kurikukum juga tidak harus dibongkar," ucapnya.
Dia melanjutkan, perubahan fundamental itu harus dilakukan di pendidikan dasar. Menurut dia, Nadiem justru harus fokus melakukan pembenahan di pendidikan dasar.
"Jikapun Menteri Pendidikan ingin menghapus UN sebaiknya hanya di SD saja, bertahap. Karena, pendidikan dasar itu harus benar-benar menyelesaikan hal-hal dasar. Karena disitulah letak kuncinya," kata Yudi.
Dia menambahkan, pendidikan di Indonesia belum baik karena tidak selesai dalam membenahi hal-hal mendasar di pendidikan dasar. Menurut dia, hal mendasarkan itu adalah menanamkan beberapa kebiasaan kepada siswa, yaitu kebiasaan membaca, kebiasaan menulis, menghitung, dan menutur.
Selain itu, tambah dia, guru sekolah dasar juga harus fokus dalam memberikan pendidikan karakter dan membanguan kreatifitas siswa. Dengan memberikan hal-hal mendasar itu, menurut dia, siswa sekolah dasar tidak perlu dibebani lagi dengan UN.
"Di situ gak perlu ujian nasional. Nanti evaluasinya gampang karena guru bisa ngukur sendiri. Misalnya reading habit, bagaimana cara mengukur readung habit itu? Lihat saja dalam satu bulan targetnya berapa buku yang dibaca siswa," jelas Yudi.