REPUBLIKA.CO.ID, SOLO – Tim Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P2M) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo bekerja sama dengan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) UNS melakukan program pendampingan warga di Desa Pojok, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, dalam mengembangkan desa wisata edukasi. Melalui program bertema "Akselerasi Kampung Selo Beraksi", sejumlah aktivitas P2M di lokasi tersebut meliputi penerapan teknologi hidroponik, dekomposing dan digitalisasi penasaran produk kreatif unggulan daerah, seperti kerajinan tenun, sovenir dari limbah kain dan plastik.
Ketua Tim P2M UNS, Ari Pitoyo, mengatakan, program pendampingan telah dilaksanakan sejak Maret 2019. Tim P2M UNS mengidentifikasi tiga permasalahan dalam pengembangan desa wisata di Desa Pojok. Ketiganya yakni, tata kelola ruang dan lingkungan yang lemah, kurang optimalnya unit-unit kegiatan yang telah dilakukan, promosi dan pemasaran desa wisata serta produk kreatif dan unit usaha sayur organik kurang memadai.
Ari menjelaskan beberapa hal yang terkait dengan tata ruang seperti kebutuhan terhadap kemudahan informasi menuju lokasi kawasan, peremajaan maupun pengecatan ulang spot-spot di area wisata, penanganan problem lingkungan berupa limbah sampah dan ternak perlu diperhatikan.
"Masalah-masalah ini membutuhkan teknologi tepat guna, sehingga dapat memberikan nilai tambah secara estetika maupun ekonomi dengan cara dikonversi menjadi pupuk atau produk turunannya," terang Ari seperti tertulis dalam siaran pers, Rabu (27/11).
Mengenai belum optimalnya unit-unit kegiatan, Ari mencontohkan salah satunya tampak pada unit hidroponik. Kondisi suhu yang berlebih di rumah kaca ruang hidroponik memaksa mitra memasang paranet untuk peneduh. Upaya tersebut dianggap kurang efektif mengurangi suhu di dalam rumah kaca sehingga intensitas dan kualitas cahaya belum sesuai yang dibutuhkan tanaman.
"Untuk itu diberi aerasi untuk menurunkan suhu rumah kaca tanpa harus mengorbankan kualitas cahaya. Selain itu, unit-unit hidroponik membutuhkan beberapa instalasi baru untuk mengejar kapasitas produksi," paparnya.
Ari menambahkan, promosi dan pemasaran kawasan desa wisata di Desa Pojok digencarkan melalui terobosan-terobosan kreatif seperti pemanfaatan teknologi informasi.
"Di samping itu, tim membuat digitalisasi produk-produk unggulan daerah dalam bentuk aplikasi dan katalog daring," imbuh Ari.