REPUBLIKA.CO.ID, BRISBANE -- Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora Asrorun Niam Sholeh mengunjungk "kampung" homestay yang dijadikan tempat tinggal peserta Indonesia Youth Exchange Program (AIYEP). Dia menyaksikan langsung kondisi para pemuda dan aktifitasnya sekaligus mensupervisi manfaat program tersebut.
"Atas nama pemerintah Indonesia, saya ucapkan terima kasih karena telah menjadi orang tua bagi pemuda Indonesia dalam program AIYEP", ujar Niam kepada keluarga pasangan suami istri Sara dan David Wallace di 17 Minto Crescent Arana Hills Brisbane, Negara Bagian Queensland Australia, (27/11).
Melalui siaran persnya kepada Republika, disebutkan kunjungan Niam ke homestay kali ini didampingi oleh Marcella. Dia adalah warga berkebangsaan Argentina yang menjadi penanggung jawab program untuk di Australia.
Niam berharap peserta dapat belajar banyak dalam pergaulan multikultural di dunia Internasional dan menjadi duta bangsa dalam pergaulan internasional. Terutama dengan Australia yang menjadi negara tetangga.
Hesti, salah satu peserta AIYEP dari Palembang sangat senang telah dipilih salah satu duta Indonesia, dan terpilih untuk dikunjungi Deputi. Ia bercerita kesannya memperkenalkan budaya dan mengajar bahasa Indonesia di Primary School Brisbane.
"Alhamdulillah program ini sangat bermanfaat untuk saya sebagai peserta, untuk Indonesia dan juga untuk warga Australia sini. Saya di sini mengajar bahasa Indonesia di sekolah dan mengenalkan budaya Indonesia pada murid. Orang tua angkat saya juga sangat mendukung. Bahkan anaknya ingin belajar di Indonesia", jelas delegasi pemuda perwakilan Sumatera Selatan ini.
Suasana hangat penuh kekeluargaan sangat terasa saat kunjungan ini. Peserta menyatu dengan keluarga dan menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari, tetapi sangat menghormati hal-hal yang bersifat khusus, termasuk urusan ibadah dan pangan halal.
AIYEP merupakan program kerja sama pemerintah Indonesia dan Australia melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga RI dan The Australian Departement of Foreign Affairs and Trade (DFAT). Peserta diseleksi dari berbagai daerah di Indonesia. Setelah fase Australia, selanjutnya pada bulan Desember sampai Januari dilaksanakan fase Indonesia di Malang Jawa Timur. Peserta dari pemuda Indonesia dan pemuda Indonesia, masing-masing sebanyak 18 orang. Selama di Indonesia, mereka juga tinggal di rumah penduduk.