REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pendaftaran seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) 2019 di Kota Bandung yang dimulai Senin (11/11) lalu resmi ditutup, Selasa (26/11). Berdasarkan data panitia seleksi CPNS, jumlah pelamar tahun ini yang mendaftar 14.026 orang sedangkan submit sebanyak 11.361 atau menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 19 hingga 20 ribu pelamar.
Dari jumlah 11.361 pelamar, sekitar 3.842 berkas pelamar sudah diverifikasi dan memenuhi syarat, 2.882 berkas pelamar sudah diverifikasi dan tidak memenuhi syarat. Sisanya, 4.637 berkas pelamar belum diverifikasi.
Formasi yang banyak dilamar adalah guru kelas sebanyak 1.063 pelamar dari kuota 331 formasi dan guru penjasorkes sebanyak 381 pelamar dari kuota 99 formasi. Kemudian pelamar formasi bidan sebanyak 1.240 orang dari kebutuhan 19 orang dan perawat 1.206 pelamar dari kuota formasi 41 orang. Selain itu, formasi paramedik veteriner dari satu formasi dilamar 2.437 orang.
Sedangkan untuk guru TIK tidak ada yang melamar dari kebutuhan untuk 2 formasi dan guru prakarya kewirausahaan hanya 9 pelamar yang mendaftar untuk 2 formasi. Formasi 2 dokter spesialis jantung dan 2 orang penyakit dalam tidak ada yang melamar.
"Ya, tahun ini sangat turun (pelamar)," ujar Sekretaris Seleksi CPNS 2019 Kota Bandung, Rachmat Satiadi saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (27/11).
Menurutnya, sebanyak 4.637 berkas yang belum diverifikasi. Ditargetkan seluruh berkas selesai diverifikasi pada pekan pertama Desember.
Ia memperkirakan, para pelamar tidak mendaftar karena passing grade pada seleksi CPNS 2019 di Kota Bandung yang tinggi dibandingkan daerah lain. Sehingga, mereka lebih memilih mendaftar di daerah lain. Kemudian, pada seleksi saat ini terdapat persyaratan TOEFL yang tidak ada pada tahun kemarin.
"Persyaratan IPK juga mempengaruhi, sekarang minimal 2,75. Tahun lalu tidak ada. Selain itu, masalah akreditasi (persyaratan) kampus dan program studi," katanya.
Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kota Bandung, Yayan Ahmad Brilyana menambahkan persyaratan TOEFL dan IPK minimal 2,75 merupakan muatan lokal pemerintah Kota Bandung yang dipakai pada seleksi CPNS 2019. Menurutnya, persyaratan TOEFL merupakan upaya agar aparatur sipil negara (ASN) menguasai bahasa dan menjadi ASN yang pintar.
"Mulok di Kota Bandung itu TOEFL hanya 400 dan IPK (2,75), itu diperbolehkan," ujarnya.
Ia mengungkapkan, terdapat beberapa indikator yang ditetapkan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang smart ASN. Beberapa di antaranya dia harus menguasai teknologi, bahasa, berintegritas, memiliki networking.