REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA -- Sejumlah personel gabungan dari TNI/Polri, Badan Penggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Perhubungan (Dishub), dan Taruna Siaga Bencana (Tagana), melaksanakan apel kesiapsiagaan di lapangan Komando Distrik Militer (Kodim) 0612/Tasikmalaya, Rabu (27/11). Apel itu dilakukan untuk menghadapi musim hujan dan mengantisipasi kejadian bencana yang berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten dan Kota Tasikmalaya.
Komandan Distrik Militer (Dandim) 0612/Tasikmalaya, Letkol Inf Imam Wicaksana mengatakan, apel kesiapsiagaan itu dilaksanakan sebagai peringatan dini atau early warning sistem untuk seluruh personel, baik dari TNI/Polri juga aparat dari pemerintah daerah. Berdasarkan perkembangan situasi, saat ini sudah mulai memasuki musim hujan. Artinya, bencana alam berpotensi terjadi.
"Makanya kami harus mulai siap siaga. Melalui apel ini, saya harap kesiapsiagaan dan penanganan di lapangan nantinya dapat lebih cepat, tepat, dan meminimalisir kerugian yang ditimbulkan dari bencana," kata dia.
Dalam apel itu, lanjut dia, pihaknya juga memastikan kesiapan personel dan peralatan untuk menghadapi bencana. Saat ini, setidaknya ada 1.000 personel yang disiapkan. Bukan hanya dari unsur TNI, melainkan juga polisi, BPBD, Tagana, pemerintah daerah, juga komponen masyarakat lainnya.
Imam menambahkan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Brigade Infanteri (Brigif) Raider 13/Galuh. Menurut dia, personel Brigif juga telah disiagakan untuk melakukan penanggulangan bencana jika diperlukan.
"Brigif juga sudah kita siapkan sebagai komponen cadangan. Kalau nanti kekurangan personel, saya akan kontak Danbrigif untuk back up," ujar dia.
Sejauh ini, ia mengklaim, kesiapan personel sudah cukup baik. Apalagi, lanjut dia, pemerintah daerah sudah melakukan antisipasi dari jauh hari sebelumnya.
Sementara dari segi peralatan, ia menilai, kondisi saat ini sudah cukup memadai. Dalam apel itu, sejumlah peralatan penanggangan bencana seperti perahu karet, tenda darurat, dapur umum, hingga barang-barang lainnya ikut diperiksa. Menurut dia, semua peralatan siap digunakan jika diperlukan.
"Jika ada kejadian tak terduga, kita akan bersama mencari solusinya. Kalau untuk banjir dan longsor kami siap," kata dia.
Terakhir, Imam mengingatkan, setiap personel juga harus memahami tugas pokok dan fungsinya masing-masing di lapangan ketika melakukan penanganan bencana. Pasalnya, ia mengakui, tak jarang proses penanggulangan bencana terkendala koordinasi antarinstansi.
"Kita harus sinergi dan bersama menanggulangi. Tidak ada lebuh baik, atau ketinggalan. Semua bersama beriringan. Ini sangat penting karena saat bencana alam, nanti saya tak ingin ada yang mengajari-mengajari lagi. Langsung semua aksi," tegas dia.