Rabu 27 Nov 2019 03:33 WIB

Pabrik Sumpit di Tasikmalaya Diduga Produksi Narkotika

Rumah yang dijadikan sebagai pabrik sumpit itu diduga memproduksi narkotika.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Esthi Maharani
Sebuah rumah yang digunakan sebagai pabrik sumpit di Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, digerebek tim gabungan dari BNN, TNI, dan Polri, Selasa (26/11) sore. Diduga, rumah itu dijadikan tempat produksi narkotika.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Sebuah rumah yang digunakan sebagai pabrik sumpit di Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, digerebek tim gabungan dari BNN, TNI, dan Polri, Selasa (26/11) sore. Diduga, rumah itu dijadikan tempat produksi narkotika.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sebuah rumah di Kampung Awilega RT 002/08, Kelurahan Gunung Gede, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, digerebek oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) pada Selasa (26/11) sore. Diduga, rumah yang dijadikan sebagai pabrik sumpit itu memroduksi narkotika.

Salah seorang warga sekitar, Juhari (50 tahun) mengatakan, penggerebekan itu terjadi pada Selasa sekitar pukul 16.00 WIB. Adanya penggerebekan ditandai dengan kendaraan BNN dan beberapa kendaraan polisi yang mendatangi lokasi.

"Saya juga tidak tahu pasti, kayaknya sih ada barang-barang yang diamankan," kata dia, Selasa malam.

Menurut dia, rumah yang tepat di pinggir Jalan Syekh Abdul Muhyi itu merupakan pabrik sumpit. Sudah lebih dari satu tahun pabrik itu beroperasi. Namun, tidak ada aktivitas mencurigakan dari pabrik itu, hanya ada kegiatan selayaknya pabrik rumahan beroperasi.

Ia menambahkan, pemilik pabrik itu dikenal dengan nama panggilan Mas Jawa. Tapi, ia tak tahu nama aslinya. Sementara para pekerjanya rata-rata berasal dari luar wilayah itu. Hanya ada tiga orang perempuan dari Kampung Awilega yang bekerja di pabrij itu.

"Orangnya yang punya juga jarang obrol. Saya juga gak curiga. Hanya pabrik saja tahunya," kata dia.

Sementara salah seorang warga lainnya, Ajit (46) mengaku kaget dengan penggerebekan yang terjadi di kampungnya itu. Pasalnya, ia sama sekali tak mengetahui di pabrik rumahan itu ada aktivitas produksi narkotika.

"Warga juga tahunya pabrik sumpit. Sehari-hari juga normal-normal saja," kata dia.

Ia mengaku pernah sesekali masuk ke dalam pabrik rumahan itu. Di dalam rumah, para pekerja sedang membuat sumpit juga tusuk gigi.

Ajit menambahkan, sehari-harinya juga tak banyak kendaraan keluar masuk tempat itu. Hanya kadang ada mobil angkutan yang membawa bahan baku berupa bambu untuk diproduksi.

"Mangkanya ada kejadian ini kita juga kaget," kata dia.

Menurut dia, para pekerja di pabrik itu juga tak terlalu tertutup ke warga sekitar. Setiap warga kegiatan, pengelola pabrik juga selalu membantu ketika dimintai sumbangan.

Berdasarkan pantauan Republika, polisi telah memasang garis polisi mengelilingi rumah itu. Sementara warga berkumpul di sekitar lokasi menyaksikan penggerebekan tersebut.

Sebanyak dua orang telah dibawa polisi ke Polsek Kawalu. Sejumlah barang bukti juga telah dibawa. Namun, belum ada keterangan resmi dari BNN maupun aparat kepolisian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement