Selasa 26 Nov 2019 17:59 WIB

Maju Caketum Golkar, Bamsoet tak Mundur dari Ketua MPR

Bamsoet menilai tak ada aturan di Golkar bahwa ia harus mundur dari ketua MPR.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo bersama dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman bejalan untuk melakukan pertemuan di DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta, Selasa (26/11).
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo bersama dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman bejalan untuk melakukan pertemuan di DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta, Selasa (26/11).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Wakil Koordinator Bidang Pratama Partai Golkar, Bambang Soesatyo telah mendeklarasikan diri untuk maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar. Meski begitu, ia mengaku tak akan mundur dari posisinya sebagai Ketua MPR.

Menurutnya, dalam AD/ART Partai Golkar tak melarang seorang calon ketua umum untuk mundur dari lembaga selain partai. Sebab Airlangga Hartarto juga melakukan hal yang serupa, saat ia menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

Baca Juga

"Tidak ada aturannya, memangnya Pak Airlangga mau maju (caketum Golkar) mundur dari Menko, kan tidak," ujar pria yang akrab disapa Bamsoer itu di kantor DPP PKS, Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (26/11).

Meski terlihat terjadi intrik antara keduanya, Bamsoet mengatakan bahwa ia dan Airlangga tetaplah bersahabat. Sebab, keduanya memiliki tujuan yang sama dalam memajukan Partai Golkar.

"Semua keluarga besar (Golkar) adalah anggota keluarga, sehingga kita tidak perlu alergi terhadap adanya kompetisi," ujar Bamsoet.

Meski begitu, ia tak bisa menampik bahwa musyawarah nasional (Munas) tandingan dapar terjadi. Jika, ada pihak yang menyumbat proses demokrasi dalam memilih orang nomor satu di partai berlambang pohon beringin itu.

"Munas tandingan itu ada, kalau saluran demokrasinya tersumbat, dipaksakan, seperti halnya yang lalu-lalu. Tapi kalau munasnya berlangsung demokratis, tidak ada alasan membuat munas tandingan," ujar Bamsoet.

Diketahui, Munas tandingan dalam Partai Golkar sebelumnya pernah terjadi pada 2014. Saat itu, Ketua Presidium Penyelamatan Partai Golkar, Agung Laksono adalah tokoh yang menginisiasi acara tersebut.

Alasan Munas tandingan digelar, karena ia bersama sejumlah calon ketua umum Golkar lainnya merasa pelaksanaan Munas saat itu ilegal. Serta, hanya menguntungkan Aburizal Bakrie yang juga hendak kembali mencalonkan diri.

Agung pun membentuk tim penyelamat Partai Golkar yang beranggotakan Priyo Budi Santoso, Zainudin Amali, Agus Gumiwang, Yorrys Raweyai, Agun Gunandjar, Ibnu Munzir, Laurence Siburian, dan Zainal Bintang. Hingga akhirnya, ia terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar versi Munas IX yang digelar di Hotel Mercure Ancol, Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement