Selasa 26 Nov 2019 04:30 WIB

Billy Mambrasar Angkat Bicara Soal Gaji Stafsus Rp 51 Juta

Billy menyebut penghasilannya lebih besar dibandingkan gaji staf khusus.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Joko Widodo (keempat kiri) bersama staf khusus yang baru dari kalangan milenial (kiri ke kanan) CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra, Perumus Gerakan Sabang Merauke Ayu Kartika Dewi, Pendiri Ruang Guru Adamas Belva Syah Devara, Peraih beasiswa kuliah di Oxford Billy Gracia Yosaphat Mambrasar, CEO dan Founder Creativepreneur Putri Indahsari Tanjung, Pendiri Thisable Enterprise Angkie Yudistia dan Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia/PMII Aminuddin Ma
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Presiden Joko Widodo (keempat kiri) bersama staf khusus yang baru dari kalangan milenial (kiri ke kanan) CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra, Perumus Gerakan Sabang Merauke Ayu Kartika Dewi, Pendiri Ruang Guru Adamas Belva Syah Devara, Peraih beasiswa kuliah di Oxford Billy Gracia Yosaphat Mambrasar, CEO dan Founder Creativepreneur Putri Indahsari Tanjung, Pendiri Thisable Enterprise Angkie Yudistia dan Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia/PMII Aminuddin Ma

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Khusus Presiden 'Milenial' sekaligus pendiri Kitongbisa, Gracia Billy Mambrasar, angkat bicara terhadap besaran gaji bagi para staf khusus (stafsus) presiden yang mencapai Rp 51 juta. Menurutnya, ia mau menerima tawaran sebagai stafsus karena bukan uang tujuannya.

"Sebenarnya lebih besar penghasilan saya tanpa saya menjadi stafsus ya. Jadi memang bukan uang tujuan yang saya cari menjadi stafsus ini," ujar Billy saat dihubungi Republika.co.id, Senin (25/11).

Baca Juga

Billy mengaku mengambil kesempatan berbuat lebih untuk membangun negara setelah fokus mengurusi pendidikan anak-anak di Papua melalui Yayasan Kitongbisa sejak 2009 silam.

Billy merupakan Putra Papua yang menempuh pendidikan di Universitas Oxford, Inggris yang kini memiliki beberapa perusahaan. Ia bahkan tak mengira akan menjadi staf khusus presiden di usianya yang ke 31 tahun.

Billy pun membutuhkan waktu satu pekan untuk berpikir menerima tawaran menjadi stafsus presiden. Ia mempergunakan waktu itu untuk meminta nasihat kepada mentor dan orang tua.

Kemudian, ia diarahkan agar menerima tawaran menjadi stafsus presiden sebagai kesempatan berkarya dalam lingkup yang besar. Termasuk berkontribusi membangun Indonesia dari Papua.

"Maka ini waktunya saya berkontribusi untuk seluruh Indonesia, 260 juta jiwa, ini fokus saya untuk mengambil peran yang lebih besar lagi," kata dia.

Billy meyakini, tawaran menjadi stafsus presiden datang karena karya dan konstribusinya selama ini yang dinilai bermanfaat bagi masyarakat. Ia menegaskan, akan menunaikan janji kepada pemerintah untuk menghasilkan 100 wirausahawan muda dari Indonesia bagian Timur setiap tahunnya.

PT Papua Muda Inspiratif, perusahaan tempat Billy menjadi Direktur Utamanya dipercaya mengelola pusat pengembangan kreativitas dan pengembangan bisnis startup untuk anak muda Papua yakni Papua Youth Creative Hub. Sehingga, pendekatan untuk pengembangan manusia fokus kepada manusia dan penggunaan teknologi.

Menurut dia, stafsus presiden dari kalangan milenial akan mengubah pola kerja yang tak akan mengikuti alur birokrasi yang selama ini terjadi. Mereka akan muncul dengan inovasi-inovasi lebih efektif dan efisien untuk kemajuan bangsa.

"Jadi kita akan selalu berpikir apa sih yang bisa kita efektifkan lagi dari inovasi yang ada. Justru presiden secara spesifik mengatakan bahwa tujuan dia merekrut milenial adalah untuk itu (memangkas birokrasi)," ungkap Billy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement