REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat BUMN yang juga mantan Sekertaris Kementerian BUMN, Said Didu menilai langkah langkah strategis Menteri BUMN, Erick Thohir selama tiga puluh hari pertamanya membawa harapan baru bagi masa depan BUMN.
Said menilai banyak langkah yang tidak biasa dilakukan oleh Erick namun berdampak strategis dan ini merupakan langkah awal bagus. Pemangkasan jabatan dan juga memberikan posisi strategis kepada tokoh tokoh penting merupakan gebrakan yang baik.
"Menurut saya, langkah itu merupakan langkah awal yang bagus. Yang saya pikir pak Erick sudah tahu bahwa ada kebijakan radikal yang diperlukan sehingga diperlukan pemberhentian pejabat eselon satu. Menurut saya itu sinyal bahwa itu tidak banyak program sebelumnya yang mau diteruskan," ujar Said kepada Republika.co.id, Ahad (24/11).
Said juga menjelaskan dengan adanya perombakan dan penunjukan tokoh tokoh baru yang dikenal memiliki integritas tinggi membuat sinyal harapan cerah di BUMN. Meski tak bisa ditampik bahwa tantangan Erick ke depan untuk membenahi BUMN cukup banyak.
Pertama, persoalan utang yang membengkak. Kedua, BUMN yang merugi. Ketiga persoalan cashflow BUMN; Keempat holding; Kelima adalah pemurnian tugas pemerintah yang dibebankan ke pada BUMN.
"Itu agenda Erick yang berat dan perlu orang yang cut off dari kebijakan sebelumnya. Karena kebijakan sebelumnya yang bikin masalah," ujar Said.
Harapannya, kedepan Erick bisa terus konsisten membuat transparasi kepada publik tentang nasib BUMN ini. Ia mengatakan dengan menjaga kepercayaan publik maka Said menilai Erick perlu mempertahankan integritasnya.
"Keprcayaan publik cepat jatuh apabila mengangkat direksi tanpa basis profesional. Kalau itu dilakukan maka kepercayaan publik akan berpengaruh. Maka Erick perlu menjaga kepercayaan publik dengan menjaga integritas," ujar Said.