Jumat 22 Nov 2019 23:00 WIB

Warga Sumbar Diimbau tak Tinggal di Daerah Rawan Bencana

Struktur wilayah Sumbar dinilai sangat rawan terhadap banjir dan longsor.

Sekolah MDA, Masjid dan rumah warga yang tertimbun longsor banjir bandang di Jorong Galapuang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Kamis (21/11).
Foto: Republika/Febrian Fachri
Sekolah MDA, Masjid dan rumah warga yang tertimbun longsor banjir bandang di Jorong Galapuang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Kamis (21/11).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno mengimbau warga tidak tinggal di daerah rawan bencana seperti di sepanjang tepi sungai dan perbukitan yang rawan longsor.

"Jangan tinggal di sepanjang sungai dan perbukitan karena rawan longsor dan banjir saat curah hujan tinggi. Ini untuk menghindari korban jiwa," katanya saat mengunjungi korban banjir bandang di Galapuang, Nagari Tanjung Sani, Kecamatan Tanjungraya, Agam, Jumat (22/11).

Ia mengatakan, struktur wilayah Sumbar sangat rawan terhadap banjir dan longsor, sehingga bencana itu sering melanda kabupaten dan kota di daerah itu. Pada Rabu (20/11), tambahnya, bencana longsor dan banjir terjadi di Agam, Solok Selatan dan Padang Pariaman.

"Bencana itu datang secara bersamaan di tiga kabupaten tersebut akibat curah hujan tinggi," katanya.

Saat kunjungan itu, orang nomor satu di Sumbar menyalurkan bantuan rehabilitasi rekonstruksi sebesar Rp200 juta dan bantuan itu berasal dari APBD Pemprov Sumbar pada 2019.

Selain itu, bantuan sebesar Rp50 juta dari Baznas Sumbar untuk korban banjir bandang di Galapuang. Ke depan, tambahnya, lokasi itu akan dibuat bronjong untuk melindungi rumah warga.

"Saya telah melaporkan kejadian ini ke BNPB pusat dan BNPB mendukung rehab/rekon nantinya," katanya.

Sementara itu, Bupati Agam Indra Catri menambahkan banjir bandang tersebut merusak 14 unit rumah dengan kondisi rusak berat lima unit dan rusak sedang sembilan unit. Rumah itu milik 14 kepala keluarga dengan jumlah 48 jiwa.

"Kita menetapkan masa tangap darurat selama 13 hari untuk pemulihan lokasi itu. Untuk persediaan makanan sudah berdatangan bantuan dari berbagai pihak," katanya.

Tim gabungan masih melakukan pembersihan material yang menimbun badan jalan menghubungkan Muko-muko menuju Sungai Batang. Selain itu tim bersama warga membersihkan material yang masuk ke rumah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement