REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur menyebut konsekuensi kesehatan dari pembakaran sampah sebagai bahan bakar pembuatan tahu di Desa Tropodo, Krian, Sidoarjo. Tindakan itu bisa memicu terjadinya penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Hingga saat ini Dinkes Sidoarjo belum mendapat laporan adanya peningkatan jumlah pasien penyakit ISPA di puskesmas yang ada di wilayah setempat.
"Kami mencari informasi di puskesmas setempat dan laporannya menyebutkan kalau tidak ada peningkatan pasien akibat pembakaran sampah itu. Tetapi kalau kondisi itu terus dibiarkan tentunya bisa memicu penyakit ISPA," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo Syaf Satriawarman saat dikonfirmasi pada Jumat (22/11) .
Dalam dua hari terakhir ini pihaknya melakukan uji pernafasan dengan spirometri dan hasilnya memang kurang bagus. Jika pembakaran sampah diteruskan nantinya warga akan terkena ISPA.
"Pengambilan contoh itu dilakukan secara acak bagi siapa saja masyarakat yang mau. Terutama kepada ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di tempat itu. Hasilnya 70 persen hasilnya kurang bagus," kata Syaf.
Menurutnya permasalahan ini seperti membuka lembaran masalah beberapa bulan lalu yang sudah pernah dibahas. Untuk mengatasi masalah itu harus diselesaikan secara menyeluruh. Termasuk juga dari pemasok sampah yang digunakan warga sebagai bahan bakar pembuatan industri tahu.
"Kami sudah berkoordinasi lintas sektoral. Masyarakat lebih memilih untuk menggunakan bahan bakar plastik karena nilai ekonominya jauh lebih murah dibandingkan dengan bahan bakar yang lain. Ambil contoh, gas yang harganya masih lebih mahal dan tidak bisa kompetitif," ujarnya.
Saat ini yang bisa dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo adalah meminta supaya tidak menggunakan bahan bakar sampah plastik. Tujuannya supaya tidak lagi masyarakat yang terpapar potensi penyakit ISPA.
"Harus dilakukan secara komperehensif lintas sektoral terkait dengan kasus ini," kata Syaf.
Sebelumnya Bupati Sidoarjo Saiful Ilah bersama dengan Forkopimda setempat, juga melakukan aksi makan telur bersama. Kegiatan ini dilakukan sebagai bukti kalau telur dari Kabupaten Sidoarjo aman untuk dikonsumsi, tidak berbahaya, dan terpapar bahaya dioksin yang dihasilkan dari pembakaran sampah bahan bakar pabrik tahu.