Jumat 22 Nov 2019 13:56 WIB

Pangandaran Dicanangkan Sebagai Kawasan Siaga Bencana

Kawasan Siaga Bencana di Pangandaran meliputi tiga Kabupaten

Rep: Bayu Adji P/ Red: Esthi Maharani
Masyarakat melakukan simulasi bencana tsunami di Alun-alun Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Jumat (22/11). Simulasi itu dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam pencanangan Kawasan Siaga Bencana oleh Kementerian Sosial.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Masyarakat melakukan simulasi bencana tsunami di Alun-alun Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Jumat (22/11). Simulasi itu dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam pencanangan Kawasan Siaga Bencana oleh Kementerian Sosial.

REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Kementerian Sosial (Kemensos) mencanangkan Kawasan Siaga Bencana (KSB) di Pantai Selatan Jawa, di Kabupaten Pangandaran, Jumat (22/11). Kawasan Siaga Bencana itu meliputi tiga Kabupaten, yaitu Pangandaran di Jawa Barta, serta Cilacap dan Kebumen di Jawa Tengah.

Menteri Sosial Juliari P Batubara mengatakan, pembentukan KSB merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait mitigasi bencana. Pencanangan itu juga diikuti dengan pembentukan pengurusan KSB yang diisi kader sebanyak 390 orang, yang akan ditugaskan di masing-masing wilayahnya.

"Kader bertugas tidak mudah. Kawasan kita rawan bencana. Karena itu, mereka harus terus berusaha meningkatkan pemahaman masyarakat terkait mitigasi bencana dengan melakukan simulasi yang berkelanjutan," kata dia di Alun-alun Kalipucang, Kecamatan Kalipucang, Jumat (22/11).

Dalam pencanganan itu, lebih dari 1.000 orang hadir di Alun-alun Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran. Setelah Juliari memberikan arahan, masyarakat dilibatkan dalam kegiatan simulasi bencana tsunami.

Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos, Harry Hikmat mengatakan, kegiatan KSB merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden pada Rakornas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juli 2019 silam. Ketika itu, lanjut dia, Presiden berpesan agar semua pihak sensitif dan antisipatif terhadap bencana, mengingat Indonesia termasuk wilayah bencana.

Menurut dia, kegiatan ini ditujukan untuk mempercepat terbangunnya pemahaman dan kesiapsiagaan masyarakat dan petugas penanggulangan bencana terhadap potensi bencana. "Keberhasilan mitigasi bencana dengan demikian sangat bergantung pada pemahaman dan kesiapsiagaan masyarakat," kata dia.

Harry mengatakan, Kegiatan KSB di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah ini diselenggarakan selama sembilan hari meliputi berbagai kegiatan, mulai dari rapat koordinasi, Tagana masuk sekolah, simulasi bencana untuk masyarakat, hingga penyerahan bantuan logistik. Total bantuan yang diserahkan senilai Rp 2,3 miliar yang terdiri dari bantuan bufferstock penanggulangan bencana, seperti makanan anak, mie instan, tenda, kasur, velbed, dan lain-lain.

"Jawa Barat dapat bantuan senilai Rp 1,1 miliar, sementara Jawa Tengah Rp 1,2 miliar," kata dia.

Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata menyambut baik kegiatan dan pencanangan KSB di wilayahnya. Apalagi menurut dia, indeks kebencanaan di Kabupaten Pangandaran cukup tinggi.

"Di sini rawan longsor, tsunami, banjir. Tentu kegiatan ini membantu kesiapan kita menghadapi bencana," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement