Jumat 22 Nov 2019 04:52 WIB

Jokowi tak Wajibkan 7 Staf Khusus Ngantor Tiap Hari

'Tidak harus harian ketemu, tapi masukan setiap jam, setiap menit bisa saja.'

Foto kolase Staf khusus Presiden Joko Widodo yang baru dari kalangan milenial (kiri ke kanan) Pendiri Ruang Guru Adamas Belva Syah Devara, CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra, Pendiri Thisable Enterprise Angkie Yudistia, Peraih beasiswa kuliah di Oxford Billy Gracia Yosaphat Mambrasar, Perumus Gerakan Sabang Merauke Ayu Kartika Dewi, CEO dan Founder Creativepreneur Putri Indahsari Tanjung dan Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia/PMII Aminuddin Ma
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Foto kolase Staf khusus Presiden Joko Widodo yang baru dari kalangan milenial (kiri ke kanan) Pendiri Ruang Guru Adamas Belva Syah Devara, CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra, Pendiri Thisable Enterprise Angkie Yudistia, Peraih beasiswa kuliah di Oxford Billy Gracia Yosaphat Mambrasar, Perumus Gerakan Sabang Merauke Ayu Kartika Dewi, CEO dan Founder Creativepreneur Putri Indahsari Tanjung dan Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia/PMII Aminuddin Ma

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku tidak mewajibkan ketujuh orang staf khusus dari kalangan milenial untuk masuk kantor setiap hari. Jokowi memahami staf khusus dari kalangan milenial memiliki kesibukan lain.

"Tidak penuh waktu. Beliau-beliau ini sudah memiliki kegiatan, memiliki pekerjaan yang bisa mingguan, tidak harus ketemu, tapi minimal 1-2 minggu ketemu tidak harus harian ketemu, tapi masukan setiap jam, setiap menit bisa saja," kata Jokowi, di veranda Istana Merdeka, Jakarta, Kamis.

Baca Juga

Ia hari ini memperkenalkan tujuh staf khusus baru dari kalangan milenial. Perkenalan itu di veranda Istana Merdeka dengan duduk santai di bean bag.

"Saya ingin ada inovasi-inovasi baru, gagasan-gagasan baru, ide-ide baru, terobosan baru, sehingga makin memudahkan kita mengelola negara ini, golnya ke sana," kata Jokowi.

Ia mencontohkan aplikasi yang akan diterapkan di puskesmas-puskesmas dan sekolah. "Contoh kita punya puskesmas yang tersebar di seluruh Tanah Air, bagaimana pendekatan aplikasi sistem pendekatan yang paling gampang agar bisa berhubungan langsung ke mereka," kata dia.

"Ada 300.000 sekolah bagaimana kita bisa bicara dengan merka dengan aplikasi sistem yang kita bangun, ada 514 kabupaten/kota bagaimana menangani keluhan sehingga kita bisa memberikan perintah-perintah di situ saya kira arahnya di sana," kata dia.

Namun, Jokowi tidak memberikan target khusus kepada tujuh staf khusus itu. "Kerja dengan saya pasti ada target, tapi saya tidak ingin harus setiap hari beliau-beliau ini ke sini yang penting target yang saya berikan keluarannya bisa dapat dan bisa dimanfaatkan untuk perbaikan sistem yang ada," kata dia.

Jokowi pun mengaku lama melakukan pendekatan ke para staf khusus itu. "Coba ditanyakan ke beliau-beliau ini sudah berapa tahun saya berbicara dengan mereka dan kemudian sudah berapa bulan saya ajak bicara dalam rangka mempersiapkan ini, gak pernah saya namanya dadakan gak pernah, prosesnya berapa lama tanyakan ke beliau-beliau," katanya.

Ketujuh staf khusus yang berkategori milenial tersebut adalah:

1. Adamas Belva Syah Devara, pendiri Ruang Guru.

2. Putri Indahsari Tanjung, CEO dan pendiriCreativepreneur.

3. Andi Taufan Garuda Putra, CEO Amarta.

4. Ayu Kartika Dewi, pendiri Gerakan Sabang Merauke 1000 Anak Bangsa Merantau untuk Kembali

5. Gracia Billy Mambrasar, CEO Kitong Bisa.

6. Angkie Yudistia, pendiri Thisable Enterprise

7. Aminuddin Maruf, santri yang juga ketua umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Periode 2014-2017.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement