Kamis 21 Nov 2019 16:08 WIB

Ridwan Kamil Jualan Potensi Jawa Barat di Hadapan Investor

Ridwan Kamil menawarkan 209 proyek senilai 59,9 miliar dolar ke investor AS.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Gita Amanda
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (Kiri)
Foto: Republika TV/Surya Dinata
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (Kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menawarkan sebanyak 209 proyek senilai 59,9 miliar dolar AS kepada para investor Amerika Serikat (AS) dalam acara 7th Investment Summit US-Indonesia di Jakarta, Kamis (21/11). Nilai paling besar diberikan untuk 21 proyek energi dengan besaran 31,6 miliar dolar AS.

Ridwan menyebutkan, ada dua jalur yang dapat dipilih calon investor. Pertama, mereka boleh masuk ke Indonesia melalui Jawa Barat sebagai gerbang. Atau, mereka dapat datang membawa model Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). "Kami tawarkan ini dengan konsep B2G (Business to Government)," ujarnya.

Baca Juga

Secara rinci, 60 proyek di antaranya bergerak di sektor transportasi dengan nilai 16,1 miliar dolar AS, 36 proyek di sektor sumber daya air senilai 1,6 miliar dolar AS. Selain itu, 30 proyek senilai 4,8 miliar dolar AS bergerak di industri perumahan. Terakhir, dua proyek pada sektor zona industri dengan besaran 5,8 miliar dolar AS. Semuanya ditawarkan dengan jangka waktu 10 tahun.

Dari total tersebut, Ridwan mengatakan, sudah ada ketertarikan dari investor AS yang bergerak di bidang teknologi. Nilai komitmen investasinya diperkirakan sebesar Rp 40 triliun. Tapi, ia masih enggan menyebutkan daerah maupun nama perusahaan yang menyatakan ketertarikannya tersebut.

Selain B2G, Ridwan juga menawarkan investasi masuk melalui model Business to Business (B2B). Ketika investasi masuk, pemerintah akan membantu para investor untuk masuk ke pasar Jawa Barat.

Ridwan mengakui, permasalahan saat ini adalah investor AS maupun negara lain hanya melihat kepada proyek pemerintah pusat. Padahal, apabila diperhatikan kembali, banyak proyek berskala regional yang justru memiliki faktor multiplier lebih besar.

Tapi, Ridwan menyebutkan, Jawa Barat memiliki daya tarik besar untuk menarik investasi. Pertumbuhan ekonomi regionalnya menyentuh angka 5,50 persen pada kuartal pertama 2019, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Indonesia, yakni 5,18 persen pada periode yang sama.

Tidak hanya itu, Ridwan mengatakan, pemerintah Jawa Barat juga sudah melakukan perlawanan korupsi dengan menggunakan teknologi melalui e-budgeting. Program ini memungkinkan pemerintah dapat melihat dan memangkas dana yang tidak penting. "Dengan teknologi ini, kami sudah menghemat 100 juta dolar AS," ucapnya.

Teknologi juga dimanfaatkan Ridwan dalam platform digital village atau desa digital untuk menyiapkan masyarakat pedesaan dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Keunggulan kedua yang disebutkannya adalah fokus pemerintah Jawa Barat mengimplementasikan energi terbarukan. Di antaranya dengan menyusun rencana pembangunan lima lokasi sebagai pusat pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar.

Ridwan memastikan, keunggulan ini sudah ditangkap secara agresif oleh banyak negara, termasuk Cina. Tapi, ia masih merasa kurang. Ia memiliki misi, menjadikan Jawa Barat sebagai top of mind atau tujuan investasi teratas di Indonesia. "Kalau Anda masuk ke Indonesia, tolong pertimbangkan Jawa Barat," katanya.

Ajakan investasi tidak hanya disampaikan Ridwan, juga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Dalam acara yang sama, ia menjanjikan insentif berupa Tax Holiday maupun Tax Allowance dan Super Deduction Tax kepada investor dan pejabat AS.

Airlangga menjelaskan, pemberian insentif ini merupakan salah satu upaya untuk menarik investasi asing ke Indonesia. Pemerintah juga fokus merancang dan menjalankan kebijakan yang mempermudah realisasi investasi. Misal, dengan meningkatkan akses Online Single Submission (OSS) hingga penghapusan Daftar Negatif Investasi (DNI) per Januari 2020.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement