Rabu 20 Nov 2019 05:05 WIB

'Cara Pandang Terhadap Plastik Bekas Pakai Harus Diubah'

Pemerintah diharapkan memberi kemudahan kepada industri daur ulang.

Diskusi publik Potensi Ekonomi dari Pengelolaan Sampah Plastik, yang dilaksanakan Komunitas Plastik Untuk Kebaikan (KPUK), Selasa (19/11).
Foto: Istimewa
Diskusi publik Potensi Ekonomi dari Pengelolaan Sampah Plastik, yang dilaksanakan Komunitas Plastik Untuk Kebaikan (KPUK), Selasa (19/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar polimer Institut Teknologi Bandung (ITB), DR Ahmad Zainal Abidin, mengatakan melarang penggunaan minuman botol plastik itu merupakan kebijakan yang keliru. Karena hal itu justru bisa menghilangkan potensi ekonomi yang sangat besar, membunuh industri botol, membunuh industri daur ulang,

menghilangkan lapangan kerja jutaan orang, dan tidak membuat lingkungan semakin baik.

“Manfaat ekonomi dari Botol PET mampu didaur ulang hingga 50 kali sehingga menghemat bahan baku produksi. Botol PET itu bisa diproses 100 persen menjadi

produk berharga,” kata Zainal dalam diskusi publik Potensi Ekonomi dari Pengelolaan Sampah Plastik, yang dilaksanakan Komunitas Plastik Untuk Kebaikan (KPUK) berdasarkan rilis yang diterima, Selasa (19/11).

Persoalan mengurai plastik itu tidak masalah, dengan bantuan teknologi, lanjut dia, hanya butuh waktu kurang lebih satu detik untuk membuat plastik bisa terurai dan dimanfaatkan kembali.

Salah satu pendekatan yang harus dikembangkan adalah pengelolaan berkelanjutan melalui pendekatan Circular Economy (ekonomi melingkar). Pengelolaan berkelanjutan ini membuat siklus pakai plastik tidak lagi berakhir di tempat pembuangan sampah dan dapat kembali dimanfaatkan baik dalam bentuk bahan daur ulang, lisrik, bahan bakar dan naphtha.

"Pada intinya adalah bagaimana mengubah cara pandang terhadap plastik kemasan bekas pakai, tidak sebagai sampah, tapi sebagai sebuah barang  yang berpotensi untuk dikembangkan," ujar dia.

Pernyataan Ahmad Zainal Abidin ini juga didukung oleh Pris Poly Lengkong, Ketua Ikatan Pemulung Indonesia (IPI). “Nilai jual dan nilai ekonomi dari plastik PET ini sangat tinggi,” kata Pris.

Christine Halim dari Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI) berharap pemerintah terus mendorong dan memberikan kemudahan kepada industri daur ulang di Indonesia melalui kebijakan kebijakan yang kondusif bagi industri daur ulang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement