REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Pemerintah Provinsi Banten menyebut akan memprioritaskan sektor perikanan dan pertanian pada tahun anggaran 2020 mendatang. Pendirian Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) agrobisnis, pasar induk, pusat distribusi, serta pelabuhan nelayan adalah beberapa program yang akan berjalan pada tahun depan untuk mengoptimalkan dua sektor di atas.
"Program itu akan menjadi sarana bagi keberlangsungan kesejahteraan petani dan nelayan yang ada di Provinsi Banten," ungkap Gubenur Wahidin Halim, Selasa (19/11).
Terkait sektor pertanian, menurutnya empat wilayah di Provinsi Banten saat ini sudah termasuk sebagai produsen atau pemasok beras nasional. Daerah produsen tersebut meliputi, sentra produksi padi di Kabupaten Serang, Tangerang, Lebak, dan Pandeglang. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten bahkan menyebut bahwa luas lahan padi di Provinsi Banten mencapai 331 ribu hektar dengan produksi 1,60 juta ton.
Di tingkat nasional, Provinsi Banten juga disebutnya telah menjadi produsen tertinggi anggrek tangkai nasional, produsen daging ayam ras, dan daging kerbau, telur ayam ras, serta produsen daging sapi. Adapun komoditas pertanian unggulan lainnya di Provinsi Banten adalah emping melinjo, gula aren, manggis, dan kopi.
Gubernur juga menuturkan bahwa Pemprov Banten telah menyewa lahan seluas 3000 hektare untuk penanaman jengkol, kopi, dan cabe yang saat ini menjadi pilihan untuk ditanam.
"Jengkol dan cabai dipilih karena menjadi kontributor utama inflasi. Sedangkan kopi dipilih karena kopi Banten mampu bersaing dengan kopi dari daerah lain," tuturnya.