Selasa 19 Nov 2019 23:07 WIB

Mensos: Perang Terbesar Melawan Kemiskinan

Mensos sebut dampak kemiskinan seperti kriminalitas, konflik sosial, dan terorisme.

Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Menteri Sosial Juliari P Batubara mengatakan perang terbesar anak bangsa adalah melawan kemiskinan. Kemiskinan memiliki banyak dampak seperti kriminalitas dan terorisme.

"Masih banyak kemiskinan di mana-mana, dampaknya banyak sekali seperti kriminalitas meningkat, konflik sosial di mana-mana, terorisme juga akarnya dari kemiskinan. Jadi kemiskinan adalah akar dari banyak masalah," kata Batubara pada acara Graduasi Mandiri dan Family Gathering PKH Provinsi Sulawesi Utara di Minahasa Utara, Selasa (19/11).

Baca Juga

Karena itu,Mensosmengajak semua anak bangsa harus memerangi kemiskinan secara bersama-sama. "Jadi tidak hanya Kementerian Sosial, pemerintah provinsi, pemerintah daerah, semua yang hadir di sini dan yang tidak hadir harus sama-sama memerangi kemiskinan," ujar mensos.

Pada 2045, mensos mengatakan, 100 tahun Indonesia merdeka atau 26 tahun ke depan. Ia menambahkan Presiden Joko Widodo telah mencanangkan negara Indonesia harus masuk dalam negara yang berpenghasilan tinggi.

"26 tahun dari sekarang adalah waktu yang tidak lama, mungkin sebagian dari kita sudah tidak ada lagi, tetapi kita lihat anak cucu kita menjadi bagian dari satu negara yang lebih sejahtera, dari satu negara yang lebih bahagia, dari satu negara yang lebih dipandang bangsa lain di dunia," ujar mensos.

Peran mewujudkan hal itu bukan hanya tugas pemerintah pusat, dan pemerintah daerah, melainkan semua harus mempunyai keinginan menjadi negara yang lebih maju, Indonesia maju. Kemensos memastikan semakin lama penerima bantuan sosial akan semakin sedikit, berbeda dengan program pemerintah semakin yang banyak maka program semakin sukses.

"Semakin sedikit program bantuan sosial berarti Kementerian Sosial sukses karena sudah tidak banyak lagi yang memerlukannya. Artinya, yang dulu menerima bantuan sekarang sudah graduasi menjadi keluarga-keluarga mandiri. Terima kasih kepada mantan keluarga penerimamanfaat yang sudahmandiri," ujar mensos.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement