REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Putra sulung Presiden SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan pihaknya menerima keputusan Presiden Jokowi untuk tidak memasukannya ke jajaran menteri atau kabinet. Sebab dia mengklaim, situasi dan realitas politik saat ini tidak bisa digambarkan dengan sederhana. "Tidak mudah membayangkannya, tapi saya dan Partai Demokrat sangat memahami situasi politik saat ini,” ujar dia ketika ditemui Republika.co.id, Selasa (19/11).
Agus menegaskan, bahwa tawaran menjadi wakil menteri juga tidak didapatnya. Namun demikian dia mengatakan akan berpikir secara jernih menanggapi realitas politik tersebut.
Ketika ditanya terkait keputusan Jokowi, ia mengatakan akan menghargai langkah tersebut. Terlebih, pihaknya juga akan selalu menghormati hak prerogatif Presiden. “Karena prioritas kami saat ini akan kembali dekat, dan selamanya akan dekat dengan masyarakat,” kata dia.
Wakil Ketua Umum Demokrat itu beranggapan, dengan mendekati masyarakat di luar pemerintahan, dia akan lebih mampu menangkap segala aspirasi dan permasalahan yang terjadi. Oleh sebab itu, ia menambahkan bahwa pihaknya tidak akan segan untuk melakukan kritik pada pemerintahan saat ini, jika hal tersebut memang dinilai perlu untuk membangun bangsa.
“Selagi kami berpikir jernih, semua aspirasi bisa dihimpun dan didiskusikan bersama para pakar ataupun stakeholder lain. Sehingga ketika putusan mulai disuarakan di berbagai tingkatan, hal tersebut bisa menjadi solusi alternatif,” katanya.
Dia menuturkan, pihaknya akan memberikan kesempatan pada Jokowi sebagai Presiden untuk menjalankan pemerintahannya yang baru dibentuk. Terlebih menurut dia, pembentukan itu juga belum genap 100 hari masa kerja. “Artinya tidak fair kalau kita tidak memberikan penilaian-penilaian tertentu,” kata dia. Dia berharap agar semua tokoh dalam kabinet, bisa menjalankan tugasnya dengan amanah.