Rabu 20 Nov 2019 02:00 WIB

Pemkab Purbalingga Dorong Pertanian Organik

Peluang pasar produk pertanian organik masih sangat besar.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dwi Murdaningsih
Lahan pertanian sayur organik di Sleman, Yogyakarta
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Lahan pertanian sayur organik di Sleman, Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Pemerintah Kabupaten Purbalingga melalui Dinas Pertanian setempat, mendorong petani setempat untuk beralih ke pertanian organik. Kepala Kepala Dinas Pertanian (Dinpertan) Purbalingga Mukodam menilai peluang pasar produk pertanian organik masih sangat besar.

"Dengan produk pertanian organik, maka penghasilan yang diperoleh petani menjadi lebih baik karena harga produknya lebih tinggi dari produk pertanian non organik,'' kata Mukodam, Selasa (19/11).

Baca Juga

Dalam acara Pertemuan Petani Organik dan Pembagian Sertifikat PTSL 2019 di Balai Desa Penolih, Kaligondang, Mukodam menyebutkan, harga produk pertanian non organik dan organik memiliki rentang harga yang cukup jauh. Sementara biaya produksi sebenarnya bisa lebih ditekan, karena menggunakan bahan-bahan alami.

''Dengan demikian, metode pertanian organik sebenarnya memiliki banyak keuntungan. Selain memberi keuntungan bagi petani, juga kondisi kesuburan tanah akan dapat ditingkatkan karena tidak menggunakan bahan-bahan kimia,'' kata dia.

Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi yang hadir dalam acara itu, juga mendorong agar pertanian organik di Purbalingga bisa terus dikembangkan. ''Saya harap, Wosbangga yang merupakan beras organik produk petani Purbalingga bisa dipasarkan tidak hanya skup lokal, tapi juga di lingkup yang lebih luas,'' katanya.

Untuk itu Bupati menyatakan, Pemkab Purbalingga siap memfasilitasi apa yang menjadi aspirasi petani organik. ''Baik mengenai pelatihan maupun bantuan pemasaran, Pemkab akan berupaya agar hal itu tidak menjadi kendala,'' ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement