Selasa 19 Nov 2019 16:21 WIB

Fahmi Idris: Munas Golkar tak Berakhir dengan Partai Baru

Fahmi Idris yakin konflik jelas Munas akan berakhir santai.

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kanan) berjabat tangan dengan Ketua MPR Bambang Soesatyo (kedua kanan) yang disaksikan Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie (ketiga kanan) dan Tokoh Senior Partai Golkar Akbar Tanjung, pada pembukaan Rapimnas Partai Golkar di Jakarta, Kamis (14/11/2019).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kanan) berjabat tangan dengan Ketua MPR Bambang Soesatyo (kedua kanan) yang disaksikan Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie (ketiga kanan) dan Tokoh Senior Partai Golkar Akbar Tanjung, pada pembukaan Rapimnas Partai Golkar di Jakarta, Kamis (14/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh senior Partai Golkar Fahmi Idris meyakini konflik yang terjadi menjelang penyelenggaraan Munas Golkar tidak akan berakhir pada pembentukan partai politik baru. Konflik akan berakhir dengan santai.

"Konflik di internal partai pasti selalu ada. Saya yakin konflik menjelang Munas akan berakhir dengan santai-santai saja. Jangan khawatir akan ada partai baru, saya yakin tidak ada," kata Fahmi dalam diskusi publik bertema "Golkar Mempersiapkan Transformasi Kader Bangsa" yang diselenggarakan Jenggala Center di Jakarta, Selasa.

Baca Juga

Fahmi mengatakan, alasan tidak akan tercipta partai baru karena konflik pasti akan berakhir saat Munas selesai. Selain itu para tokoh yang disebut akan maju sebagai calon ketua umum yakni Airlangga Hartarto dan Bambang Soesato pun sudah memiliki jabatan yang bagus.

"Biaya membuat partai juga tinggi, tidak mungkinlah muncul partai baru. Dengan makin matangnya kader Golkar, kita akan bisa mengatasi masalah," ujar Fahmi.

Sementara itu terkait peluang dua figur calon ketua umum Golkar yang selama ini mengemuka yakni Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo, Fahmi memandang keduanya memiliki konsep dan kemampuan untuk memajukan Golkar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement