Selasa 19 Nov 2019 12:29 WIB

Ulama Minta Pelaku Pelempar Sperma Disembuhkan

Penyimpangan pelaku pelempar sperma harus disembuhkan

Rep: Bayu Adji P/ Red: Esthi Maharani
Pelaku pelecehan seksual dimintai keterangan di Polres Tasikmalaya Kota, Senin (18/11).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Pelaku pelecehan seksual dimintai keterangan di Polres Tasikmalaya Kota, Senin (18/11).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Adanya kejadian pelecehan seksual di jalan raya berupa pelemparan sperma yang terjadi di Kota Tasikmalaya, membuat pihak prihatin, termasuk dari kalangan ulama. Tokoh ulama Tasikmalaya, ustaz Maman Suratman mengatakan, kasus pelecehan seksual merupakan bagian dari penyakit seksual.

"Penyimpangan itu tentu perlu disikapi bersama dan dicarikan jalan keluar agar pelaku juga bisa sembuh dari penyakitnya. Karena ini juga sangat berbahaya dan ditinjau dari berbagai sisi, perbuatannya tidak patut," kata dia, Senin (18/11).

Baca Juga

Seperti diberitakan sebelumnya, polisi menangkap pelaku pelecehan seksual di Kota Tasikmalaya. Penangkapan itu bermula dari laporan salah seorang korban yang mengaku telah dilecehkan oleh pelaku. Korban berinisial LR (43) dilecehkan pelaku di pinggir Jalan Letjen Mashudi, Kecamatan Kawalu, pada Rabu (13/11).

Berdasarkan laporan yang diterima polisi, pelaku menghampiri korban yang sedang seorang diri di pinggir jalan. Pelaku lalu melakukan onani di depan korban dan melemparkan spermanya kepada korban.

Maman mengatakan, perilaku itu disebabkan karena tidak adanya pemahaman pelaku terkait masalah seksualitas. "Kemungkinan dia sudah lama mengalami penyimpangnya. Asal muasalnya mungkin karena terlalu banyak menonton film yang tidak pantas. Ketika tidak bisa disalurkan dengan baik dan benar, akhirnya dia melakukan dengan caranya sendiri," kata dia.

Adanya kasus itu, lanjut dia, harus menjadi pelajaran untuk setiap orang tua agar selalu mengawasi perilaku anaknya, khususnya dalam mengakses gawai. Jika dibiarkan, bukan tidak mungkin anak akan mengakses hal-hal yang tak sepantasnya dan mengakibatkan penyimpangan seksual.

"Mudah-mudahan tidak ada kejadian lagi. Apalagi sampai mengganggu dan melecehkan orang lain," kata pimpinan pondok pesantren Ihya As Sunnah Tasikmalaya itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement