Senin 18 Nov 2019 12:57 WIB

Banyumas Targetkan Ekspor Gula Palma 3 Ribu Ton per Tahun

Target ekspor tersebut diharapkan bisa tercapai tahun 2023.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dwi Murdaningsih
Gula
Gula

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Pemerintah Kabupaten Banyumas menargetkan bisa melakukan ekspor gula palma sebanyak 30 ribu ton per tahun. Target ekspor tersebut diharapkan bisa tercapai tahun 2023.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banyumas, Yunianto mengatakan saat ini, ekspor gula palma dari Banyumas baru mencapai sekitar 15 ribu ton per tahun. Gula palma yang diekspor, dalam berbagai bentuk gula, namun yang utama dalam bentuk gula kristal atau gula semut.

Baca Juga

Dia optimistis target ekspor gula palma tersebut dapat tercapai, mengingat potensinya yang masih cukup besar. ''Di wilayah kami, warga yang bekerja sebagai penderes nira kelapa ada sebanyak 26.850 orang. Paling banyak berada di wilayah Kecamatan  Cilongok, Pekuncen dan  Ajibarang,'' katanya.

Sedangkan tingkat produktivitas perajin, bisa mencapai 4,7 kg gula palma per hari. ''Dengan potensi ini, maka peluang agar bisa melakukan ekspor hingga 30 ton per hari masih sangat besar,'' katanya.

Sementara dalam workshop tersebut, Dirjen Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih, menyebutkan komoditi gula palma merupakan komoditas yang mempunyai nilai ekspor cukup besar. ''Pada tahun 2018, ekspor gula palma dari Indonesia mencapai 35 ribu ton dengan nilai 52,5 juta dolar AS. Ekspor terbesar berasal dari wilayah Barlingmascakeb,'' katanya.

Menurut dia, besarnya ekspor dari wilayah tersebut, karena jumlah perajinnya memang cukup banyak. Dari catatan Kemenperin, jumlah perajin gula palma di wilayah Barlingmascakeb (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Kebumen), mencapai 86.881 perajin.

''Dari jumlah itu, Kabupaten Banyumas menjadi kabupaten dengan jumlah perajin terbesar,'' katanya.

Dalam kesempatan itu, dia juga meminta agar para perajin bisa terus meningkatkan kualitas hasil produksinya, mengingat persaingan di pasar internasional juga semakin ketat.

Mengenai kegiatan workshop yang dilaksanakan, Yunianto menyatakan, workshop digelar untuk mendorong para perajin menggunakan kemajuan teknologi informasi dalam memasarkan produknya. ''Dengan memanfaatkan teknologi informasi, masyarakat akan semakin mudah untuk mengakses produsen gula palma,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement