Ahad 17 Nov 2019 17:13 WIB

Bupati Jamin Telur Malang Bebas Dioksin

Peternakan telur di Kabupaten Malang jauh dari limbah yang mengandung dioksin.

Telur
Foto: Aditya Pradana Putra/Republika
Telur

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Bupati Malang M. Sanusi menjamin telur hasil produksi para peternak di wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, terbebas dari kontaminasi dioksin. Dioksin adalah bahan kimia berbahaya sisa pembakaran plastik.

Sanusi mengatakan, melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang pihaknya secara intensif terus memberikan pembinaan kepada para peternak. Dipastikan tidak ada ayam petelur yang memakan bahan-bahan berbahaya.

Baca Juga

"Produksi telur ayam dari Kabupaten Malang saya jamin aman dan tidak terkontaminasi dengan hal-hal negatif," kata Sanusi, di Desa Kambingan, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Ahad (17/11).

Sanusi menambahkan, telur-telur yang dihasilkan ayam peternak di Kabupaten Malang jauh dari adanya limbah pembakaran sampah plastik. Pakan yang diberikan juga merupakan pakan yang dijual secara komersial, sehingga kualitasnya terjamin.

Para peneliti dari jaringan kesehatan lingkungan global The International Pollutants Elimination Network (IPEN) bersama Asosiasi Arnika dan beberapa organisasi lokal merilis laporan Plastic Waste Poisons Indonesia's Food Chain. Dalam laporan yang dilakukan di Tropodo, Sidoarjo, Jawa Timur, tersebut menyatakan bahwa telur dari ayam kampung yang mencari makanan di sekitar tumpukan sampah plastik, memiliki tingkat kontaminasi dioksin terparah di dunia.

"Kabupaten Malang dijamin bagus. Tidak ada pembakaran sampah yang dekat dengan daerah produsen telur," kata Sanusi.

Sementara itu, peternak telur di Desa Kambingan, Kabupaten Malang, Kholik, mengatakan bahwa telur hasil produksinya dijamin aman dan tidak terkontaminasi bahan berbahaya. "Di sini tidak ada masalah, bisa dicek ke laboratorium. Kami para peternak resah dengan laporan tersebut, namun mengharapkan konsumen tidak khawatir," kata Kholik.

Penelitian tersebut menyatakan bahwa, telur yang dikumpulkan para peneliti dari masyarakat di Tropodo, ditemukan mengandung bahan kimia seperti dioksin, dan asam perfluorooctanesulfonic (PFOS).

Dioksin bisa menyebabkan berbagai penyakit pada manusia seperti penyakit kardiovaskular, kanker, diabetes, dan endometriosis. Sementara PFOS menyebabkan kerusakan sistem reproduksi dan kekebalan tubuh.

Dalam lingkup lebih luas, Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu pemasok kebutuhan telur ayam nasional. Kebutuhan nasional tercatat mencapai 1,6 juta ton per tahun, dan dari total konsumsi nasional, Jawa Timur menyuplai sebanyak 29 persen kebutuhan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement