Ahad 17 Nov 2019 11:52 WIB

Maruf Imbau Penceramah Sampaikan Khutbah Bernarasi Kerukunan

Maruf meminta ceramah keagamaan yang disampaikan harus bermuatan positif.

Wakil Presiden Maruf Amin.
Foto: Antara.
Wakil Presiden Maruf Amin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengimbau seluruh tokoh agama dan penceramah mengutamakan narasi kerukunan dalam menyampaikan khutbahnya di rumah-rumah ibadah.

"Narasi kita dalam khutbah di masjid, di gereja, di dalam ceramah-ceramah kita harus kita hindarkan narasi-narasi yang menimbulkan konflik dan permusuhan," katanya saat menghadiri kegiatan jalan santai Interfaith Walk di Gedung Sarinah Jakarta, Ahad (17/11).

Baca Juga

Dia meminta ceramah keagamaan yang disampaikan harus bermuatan positif, sehingga menimbulkan rasa saling menghargai dan menghormati di kalangan masyarakat yang beragam kepercayaannya. "Mari kita bangun rasa saling mengenal, saling mencintai, saling menyayangi, saling membantu, saling menolong. Narasi-narasi itu yang harus kita bangun ke depan. Kita sudahi narasi konflik yang menimbulkan perbedaan," ujar Maruf.

Masyarakat menjadi faktor penting yang berperan dalam menciptakan kerukunan. Dia mengatakan, kerukunan antarumat beragama merupakan unsur utama dari terciptanya kerukunan nasional.

Acara-acara bernuansa kerukunan juga dibutuhkan saat ini untuk mempererat persatuan dan kesatuan bangsa sehingga upaya-upaya yang muncul untuk memecah persatuan bangsa tidak berhasil dilakukan. "Karena memang Indonesia ini berkita-kita, dalam arti agama ada kita Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, tapi kita semua Indonesia," ujarnya.

Interfaith Walk digagas oleh para pemuka dan tokoh lintas agama untuk membuat suatu kegiatan rutin yang dapat merekatkan seluruh unsur bangsa Indonesia. Kegiatan jalan santai antarkepercayaan itu pertama kali dilakukan di bawah koordinasi lembaga Nasaruddin Umar Office (NUO).

Ulama Nasaruddin Umar, yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal, mengatakan gagasan Interfaith Walk tersebut akan diselenggarakan satu kali dalam setahun di setiap ibu kota provinsi dan kabupaten di Indonesia, sebagai bentuk kampanye perdamaian dalam menjaga kerukunan umat beragama.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement