REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Geliat ekonomi dan perputaran rupiah dari hajat Borobudur Marathon 2019 yang dihelat di kompleks Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Ahad (17/11) ini dipastikan bakal melampaui angka Rp 29 miliar. Optimisme ini didasarkan pada tingginya animo peserta baik pelari domestik maupun internasional.

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah, Sinung N Rachmadi mengungkapkan, Borobudur Marathon kali ini diikuti tak kurang dari 11 ribu peserta. Dari jumlah peserta tersebut, sebanyak 350 peserta di antaranya merupakan para pelari internasional yang berasal dari 35 negara atau meningkat dua kali lipat lebih.

"Pada penyelenggaraan Borobudur Marathon tahun lalu, pelari asing yang berpartisipasi hanya 150 orang, tahun ini menjadi 350 orang peserta," ujarnya.

Berdasarkan survei pada pelaksanakan Borobudur Marathon sebelumnya, geliat ekonomi serta perputaran uang di kawasan Candi Borobudur dan sekitarnya terus meningkat tiap tahun. Pada hajat Borobudur pertama 2017, tercatat perputaran uang di Magelang sebesar Rp 17 miliar. Jumlah itu naik menjari Rp 29 miliar pada perhelatan Borobudur Marathon 2018.

"Dengan semakin banyaknya peserta asing tahun ini, dipastikan perputaran uang tersebut tentunya juga akan semakin bertambah, dan bakal lebih dari Rp 29 miliar," ujarnya.

Penyelenggara Borobudur Marathon 2019 Budiman Tanuredjo menyampaikan, pada hajat kali ini, Borobudur Marathon ditargetkan bisa menjadi lomba marathon terbaik di Indonesia. Penyelenggara juga mengejar target agar hajat Borobudur Marathon mampu memperoleh sertifikasi penyelenggaraan marathon internasional.

"Sebenarnya kalau dari sisi peserta, Borobudur Marathon sudah layak disejajarkan dengan event marathon internasional lainnya," katanya.

Ikuti Whatsapp Channel Republika